SEJARAH PRA ISLAM DAN ISLAM MASA KLASIK
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah
“Pengantar Studi Islam”
Dosen Pembimbing:
Drs. M. Taqwim Suji
Disusun Oleh:
Sutamaji:
B06209053
JURUSAN PRODI KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2010
DAFTAR ISIHalaman
DAFTAR ISI………………………………………………………………… i
BAB I PEMBAHASASAN……………………………………………… 1
A. MASA PRA ISLAM………………………………………… 1
1. SISTEM DAN KEMASYARAKATAN
a. Kondisi Polotik …………………………………………. 1
b. Kondisi Masyarakat …………………………………….. 2
2. SISTEM KEPERCAYAAN DAN KEBUDAYAAN…….. 3
B. ISLAM MASA KLASIK……………………………………. 5
1. Sebelumm Masa Kerasulan……………………………… 5
2. Masa Kerasulan …………………………………………. 6
3. Hijrah ke Yastrib………………………………………… 7
4. Haji Wada’ dan Akhir Hayat Rasulallah ………………... 9
5. Masa Al-Khulafa’ al-Rasyidin…………………………... 9
6. Dinasti Muawiyah dan Abbasiyah……………………….. 11
BAB II ANALISIS………………………………………………………. 13
BAB III SIMPULAN………………………………………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 15
BAB I
PEMBAHASAN
A. MASA PRA ISLAM
1. SISTEM POLITIK DAN KEMASYARAKATAN
a. Kondisi Politik
Bangsa Arab sebelum islam, hidup bersuku-suku (kabilah-kabilah) dan berdiri sendiri-sendiri. Satu sama lain kadang-kadang saling bermusuhan. Mereka tidak mengenal rasa ikatan nasional. Yang ada pada mereka hanyalah ikatan kabilah. Dasar hubungan dalam kabilah itu ialah pertalian darah. Rasa asyabiyah (kesukuan) amat kuat dan mendalam pada mereka, sehingga bila mana terjadi salah seorang di antara mereka teraniaya maka seluruh anggota-anggota kabilah itu akan bangkit membelanya. Semboyan mereka “ Tolong saudaramu, baik dia menganiaya atau dianiaya “. Kabilah adalah sebuah pemerintahan kecil yang asas eksistensi politiknya adalah kesatuan fanatisme, adanya manfaat secara timbal balik untuk menjaga daerah dan menghadang musuh dari luar kabilah. Kedudukan pemimpin kabilah ditengah kaumnya, seperti halnya seorang raja.
Kekuasaan yang berlaku saat itu adalah system dictator. Banyak hak yang terabaikan. Rakyat bisa diumpamakan sebagai ladang yang harus mendatangkan hasil dan memberikan pendapatan bagi pemerintah. Lalu para pemimpin menggunakan kekayaan itu untuk foya-foya mengumbar syahwat, bersenang-senang, memenuhi kesenangan dan kesewenangannya. Sedangkan rakyat dengan kebutaan semakin terpuruk dan dilingkupi kezhaliman dari segala sisi. Rakyat hanya bisa merintih dan mengeluh, ditekan dan mendapatkan penyiksaan dengan sikap harus diam, tanpa mengadakan perlawanan sedikitpun.
b. Kondisi Masyarakat
Pada waktu itu keadaan masyarakat sangat memprihatinkan. Para wanita dan laki-laki begitu bebas bergaul, malah untuk berhubungan yang lebih dalam pun tidak ada batasan. Yang lebih parah lagi, wanita bisa bercampur dengan lima orang atau lebih laki-laki sekaligus. Hal itu dinamakan hubungan poliandri. Perzinahan mewarnai setiap lapisan masyarakat. Semasa itu, perzinahan tidak dianggap aib yang mengotori keturunan.
Banyak hubungan antara wanita dan laki-laki yang diluar kewajaran, di antaranya seperti :
1. Pernikahan secara spontan, seorang laki-laki mengajukan lamaran kepada laki-laki lain yang menjadi wali wanita, lalu dia bisa menikahinya setelah menyerahkan mas kawin seketika itu pula.
2. Para laki-laki bisa mendatangi wanita sekehendak hatinya. Yang disebut wanita pelacur.
3. Pernikahan Istibdha’, seorang laki-laki menyuruh istrinya bercampur kepada laki-laki lain hingga mendapat kejelasan bahwa istrinya hamil. Lalu sang suami mengambil istrinya kembali bila menghendaki, karena sang suami menghendaki kelahiran seorang anak yang pintar dan baik.
Banyak lagi hal-hal yang menyangkut hubungan wanita dengan laki-laki yang diluar kewajaran. Ada pula kebiasaan diantara mereka yang mengubur hidup-hidup anak perempuannya, karena takut aib dan karena kemunafikan. Atau ada juga yang membunuh anak laki-lakinya, karena takut miskin dan lapar.
Secara garis besar, kondisi masyarakat mereka bisa dikatakan lemah dan buta. Kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan, khurafat tidak bisa dilepaskan, manusia hidup layaknya binatang. Wanita diperjual-belikan dan kadang-kadang diperlakukan layaknya benda mati. Hubungan ditengah umat sangat rapuh dan gudang-gudang pemegang kekuasaan dipenuhi kekayaan yang berasal dari rakyat, atau sesekali rakyat dibutuhkan untuk menghadang serangan musuh. Dalam buku karangan Tim penyusun Studi Islam IAIN SUPEL dijelaskan ”Bangsa Arab tidak menemukan nilai-nilai kemanusiaan, menyembah berhala, membunuh anak dengan dalih kemuliyaan dan kesucian, memusnahkan harta kekayaan dengan perjudian, dan membangkitkan di antara mereka dengan alasan harga diri dan kepahlawanan ” .
2. SISTEM KEPERCAYAAN DAN KEBUDAYAAN
Kepercayaan bangsa Arab sebelum lahirnya Islam, mayoritas mengikuti dakwah Isma’il Alaihis-Salam, yaitu menyeru kepada agama bapaknya Ibrahim Alaihis-Salam yang intinya menyeru menyembah Allah, mengesakan-Nya, dan memeluk agama-Nya.
Waktu terus bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang melalaikan ajaran yang pernah disampaikan kepada mereka. Sekalipun begitu masih ada sisa-sisa tauhid dan beberapa syiar dari agama Ibrahim, hingga muncul Amr Bin Luhay, (Pemimpin Bani Khuza’ah). Dia tumbuh sebagai orang yang dikenal baik, mengeluarkan shadaqah dan respek terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya sebagai ulama besar dan wali yang disegani, kemudian Amr Bin Luhay mengadakan perjalanan ke Syam. Disana dia melihat penduduk Syam menyembah berhala. Ia menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik dan benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat para Rasul dan kitab. Maka dia pulang sambil membawa HUBAL dan meletakkannya di Ka’bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Mekkah untuk membuat persekutuan terhadap Allah. Orang orang Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk Mekkah, karena mereka dianggap sebagai pengawas Ka’bah dan penduduk tanah suci.
Setelah itu, kemusyrikan semakin merebak dan berhala-berhala yang lebih kecil bertebaran disetiap tempat di Hijaz. Dr. Badri Yatim, dalam bukunya dijelaskan “di masa Jahiliyah, sekitar Ka’bah terdapat 360 berhala mengelilingi berhala utama” . Yang menjadi fenomena terbesar dari kemusyrikan bangsa Arab kala itu yakni mereka menganggap dirinya berada pada agama Ibrahim.
Ada beberapa contoh tradisi dan penyembahan berhala yang mereka lakukan, seperti :
Mereka mengelilingi berhala dan mendatanginya, berkomat-kamit dihadapannya, meminta pertolongan tatkala kesulitan, berdo’a untuk memenuhi kebutuhan, dengan penuh keyakinan bahwa berhala-berhala itu bisa memberikan syafaat disisi Allah dan mewujudkan apa yang mereka kehendaki.
Mereka menunaikan Haji dan Thawaf disekeliling berhala, merunduk dan bersujud dihadapannya.
Mereka mengorbankan hewan sembelihan demi berhala dan menyebut namanya.
Banyak lagi tradisi penyembahan yang mereka lakukan terhadap berhala-berhalanya, berbagai macam yang mereka perbuat demi keyakinan mereka pada saat itu.
Sekalipun masyarakat Arab jahiliyah seperti itu, toh masih ada sisa-sisa dari agama Ibrahim dan mereka sama sekali tidak meninggalkannya, seperti pengagungan terhadap ka’bah, thawaf disekelilingnya, haji, umrah, Wufuq di Arafah dan Muzdalifah. Memang ada hal-hal baru dalam pelaksanaannya.
Semua agama dan tradisi Bangsa Arab pada masa itu, keadaan para pemeluk dan masyarakatnya sama dengan keadaan orang-orang Musyrik. Musyrik hati, kepercayaan, tradisi dan kebiasaan mereka hampir serupa.
B. ISLAM MASA KLASIK
Periode klasik bermula ketika Nabi Muhammad SAW. di utus Tuhan menjadi Rasul. Namun adapula yang berpendapat bahwa periode ini ditandai oleh peristiwa Hijrah Rasulallah SAW. ke Madinah (16 Juli, 622M) karena pada saat di Madinah inilah Eksistensi pemerintahan Islam diakui .
1. Sebelum Masa Kerasulan
Nabi Muhammad SAW adalah anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Nabi Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthallib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Nabi lahir pada tanggal 12 Rabiul awal tahun Gajah (20 april 571 M).
Muhammad lahir dalam keadan yatim karena ayahnya Abdullah, meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah. Muhammad kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh , Halimah Sa’diyah, sampai umur empat tahun. Setelah itu kurang lebih dua tahun dia berada dalam asuhan ibu kandungnya. Ketika berusia enam tahun , dia menjadi yatim piatu. Seakan-akan Allah ingin melaksanakan sendiri pendidikan Muhammad, orang yang dipersiapkan membawa risalah-Nya yang terahir.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung jawab merawat Muhammad. Namun dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal dunia karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Seperti Abdul Muthalib dia sangat disegani dan dihormati orang Quraisy dan penduduk Mekah secara keseluruhan.
Pada usia yang ke duapuluh lima, Muhammad berangkat ke Syiria membawa barang dagangan saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khadijah. Dalam perdagangan ini, Muhammad memperoleh laba besar. Khadijah kemudian melamarnya. Lamaran itu diterima dan perkawinan segera dilaksanakan. Ketika itu Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah berusia 40 tahun. .
2. Masa Kerasulan
Ketika Nabi Muhammad SAW genap berusia empat puluh tahun, datanglah malaikat Jibril dengan membawa nubuwwah (lisensi kenabian) , Berdasarkan kesepakatan ahli sejarah, peristiwa penting ini terjadi pada hari senin tanggal 17 Ramadhan yang bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M. Pada asat itu beliau sedang bertahannuts di gua Hira.
Pada saat itu , di dalam gua , beliau didatangi oleh seorang malaikat yang berkata kepadanya, “Bacalah!” Beliau lalu menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Jibril memgang merangkul Nabi hingga nafasnya sesak. Kemudian Jibril melepaskan rangkulannya seraya berkata lagi ”Bacalah!” Nabi masih menjawab “Saya tidak bias membaca”. Lalu kejadian itu berulang. Jibril merangkul Nabi lagi sekeras-kerasnya hingga yang ke tiga kalinya, kemudian melepaskannya. Lalu berkata sebagaimana surat Al-Alaq 1-5. Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih Allah sebagai Nabi.
Rasulullah SAW melaksanakan tugas risalahnya selama 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Dalam periode Mekah ditempuh melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah dakwah secara diam-diam, tahap kedua adalah tahap semi terbuka, tahap ketiga adalah dengan cara terang-terangan (secara terbuka) sesuai dengan turunya Ayat 15 S. Al-Hijr. Ketika gerakan Rasulullah sudah mulai meluas, orang-orang Quraisy terkejut dan marah. Mereka bangkit menentang dakwah Raulullah dan dengan berbagai macam cara berusaha menghalang-halanginya. Mnurut A.Syalabi ada beberapa faktor yang menyebabakan orang Quraisy menentang da’wah Rasulullah, di antaranya yaitu: Rasulullah mengajarkan persamaan derajat diantara umat manusia. Hal ini berlawanan dengan tradisi Arab Jahiliyah yang membeda-bedakan derajat manusia berdasarkan kedudukan dan status sosial
Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap kaum Muslimin, mendorong Nabi Muhammad untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya keluar Mekah. Nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagai negri tempat pengungsian,. Dipiihnya Habsyi kerena, penguasa negri itu, terkenal adil dan bijaksana.
Menguatnya posisi umat Islam memperkeras reaksi kaum musyrik Quraisy. Mereka menempuh cara baru dengan melumpuhkan kekuatan Nabi yang bersandar pada perlindungan Bani Hasyim. Cara yang ditempuh adalah pemboikotan. Mereka mamutusakan segala bentuk hubungan dengan suku ini. Tidak seorang penduduk Mekah pun diperkenanlkan melakukan hubungan jual beli dengan Bani Hasyim. Persetujuan dibuat dalam bentuk piagam dan ditanda tangani bersama dan disimpan di dalam Ka’bah. Akibat dari boikot itu Bani Hasyim menderita kelaparan, kemiskinan, dan kesengsaraan yang tak ada bandingannya .
Pemboikotan itu baru berhenti setelah beberapa pemimpin Quraisy menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sungguh tindakan yang keterlaluan. Setelah boikot dihentikan, Bani Hasyim seakan dapat bernafas kembali dan pulang kerumah masing-masing.
3. Hijrah ke Yatsrib
Baru saja Kaum Muslimin melewati penderitaan, ternyata kekerasan yang dilakukan oleh kaum Quraisy terhadap kaum Muslimin makin meningkat. Menghadapi kenyataan ini Rasulullah menganjurkan para sahabatnya pindah ke Yatsrib. Sejak kedatangan Rasululah, Yatsrib berubah namanya menjadi Madinah al-Rasul (Kota Nabi) atau al –Madinah al-Munawara (Kota yang bercahaya). Dalam istilah sekarang , kota ini cukup disebut Madinah saja.
Perang pertama yang sangat menentukan masa depan negara Islam adalah Perang Badar, perang antara kaum Muslimin dengan orang musyrik Quraisy, terjadi pada tanggal 8 Ramadhan tahun 2 Hijriyah. Perang ini kaum Muslimin keluar sebagai pemenang. Bagi kaim Quraisy Mekah, kekalan mereka dalam perang Badar merupakan pukulan berat. Pada tahun 3H, mereka berangkat menuju Madinah, membawa tidak kurang dari 3000 pasukan berkendaraan unta, dan 200 pasukan berkuda. Nabi Muhammad menyongsong kedatangan mereka dengan pasukan sekitar seribu orang. Namun ditengah perjalanan sekitar 300 orang Munafik membelot dan kembali ke Madinah. Tepatnya di bukit Uhud, bebrapa kilometer dari kota Madinah, kedua pasukan bertemu. Perang dahsyat pun berkobar. Perang ini akhirnaya dimenangkan oleh kafir Quraisy, karena kelengahan pasukan Islam , tidak mematuhi perintah Nabi.
Peperangan demi perangan telah terlewati dan akhirnya Islam mencapai kemenangan, hanya kabilah-kabilah yang terpencar-pencar yang belum menganut Islam. Ketika pemuka-pemuka kabilah iru mengetahui, bahwa Mekah sudah dikuasai kaum Muskim, mereka menyadari tidak mungkin ada lagi kekuatan yang mampu memerangi kaum Muslimin. Oleh karena itu, sejak tahun 9 H para utusan kabilah-kabilah Arab datang berbondong-bondong menghadap Rasulullah menyatakan masuk Islam. Demikianlah Islam telah merata diseluruh Jazirah Arab setelah Rasulullah berjuang lebih dari 20 tahun. Bangsa Arab yang sebelumnya terpecah belah dan selalu bermusuhan, kini telah bersatu di bawah seorang pemimpin dan bernaung di bawah satu panji, panji Islam.
4. Haji Wda’ dan Akhir Hayat Rasulallah
Pada tanggal 8 Dzulhijah yang disebut harin Tarwiyah Rasulullah beserta rombongannya berangkat menuju Mina dan pada fajar hari berikutnya mereka berangkat menuju Arafah. Tepat tengah hari di Arafah, beliau menyampaikan pidato yang amat penting, yang ternyata merupakan pidatonya yang terhair didepan khalayak yang berjumlah amat banyak, sehingga pidato itu pun dikenal dengan khutbah al-wada’i (pidato perpisahan). Beliau menyampaikan amanat dari atas panggung unta dan meminta Rabi’ah ibn Umayyah ibn Kholaf untuk mengulang dengan keras setiap kalimat yang beliau ucapkan.
Setelah itu, Nabi Muhammad segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi masyarakat kabilah yang telah masuk Islam.
Kira-kira tiga bulan setelah Haji Wada’, Rasulullah manderita demam beberapa hari. Padfa hari Senin 12 Rabi’ul awal 11 H bertepatan dengan 8 Juni 632 M, Rosulullah menghembuskan nafasnya yang terahir,dalam usia 63 tahun. Tidak ada harta benda yang berarti yang di tinggalkan beliau untuk keluarganya, selain pesan-pesan amat berharga yang kelak tetap hidup sepanjang sejarah.
5. Masa Al-Kulafa’ Al-Rosyidin
Setelah wafatnya Rasul, kepemimpinan umat Islam di tangan Khalifah Abu Bakar al-Shiddiq, “lahir pada tahun 573 M. nama aslinya adalah Abdullah bin Abu Kuhafah, lalu Ia mendapat gelar Al-Ashidiq setelah masuk islam. Semenjak anak-anak Beliau adalah sesosok pribadi yang terkenal jujur, tulus, penyayang, dan suka beramal” . Beliau adalah salah satu kepercayaan Rasul, yang semasa beliau menjabat Khalifah juga Berhasil memperluas kawasan Islam, “Beliau juga mempunyai jasa besar dalam mengumpulkan naskah-Naskah catatan setiap Ayat-ayat Al-Qir’an yang asalnya di tulis di pelepah-pelepah kurma, tulang, batu tipis, dan kain atau kulit binatang, beliau wafat pada usia 63, (634 M/11H)” .
Umar bin al-Khattab (w. 644 M/23H) melanjutkan kepemimpinan Islam setelah wafatnya Abu Bakar, Ia khalifah pertama yang dijuluki Amirul Mu’minin. Pada masa pemerintahanya beliau melakukan ekspansi ke Negeri Persia, Iraq, palestina, Syiria hingga mencapai Mesir, “Umar merupakan Organisator tangguh” . Khalifah Umar dibunuh oleh salah seorang Parsi, yaitu Abu Lukluk. Ketika iti Khalifah Umar sedang melaksanakan Sholat Subuh dan menjadi Imam, beliau baru saja mengangkat takbir ketika mendadak Abu Lukluk menikam dengan sebilah pisau yang sebelumnya dibubuhi racun. Barisan sholat terdepan pun lantas berhamburan keluar dan menikam beberapa orang yang mendekatinya. Korban seluruhnya 13 orang Termasuk Khalifah Umar dan 7 orang diantaranya tewas dan yang lainya luka-luka .
Usman bin Affan (w. 656 M/35H) terpilih sebagai Khalifah setelah masuk sebagai salah seorang Anggota Formatur (Ahl Ashura) yang ditetapkjan umar menjelang wafatnya. Pada masa pemerintahanya beliau berhasil menyusun satu bentuk Al-Qur’an menjadi suatu bacaan, yang sebelumnya memiliki banyak versi. Pemerintahan Ustman Berhenti karena diberontak oleh kelompok-kelompok yang merasa tidak puas dengan pemerintahannya sehingga terbunuhlah Ustman. Beliau ditikam sebilah pisau dari belakang ketika sedang membaca Al-Qur’an. Karena alasan inilah disebut dengan Al-Bab Al-Maftuh (terbukanya pintu perang saudara) .
Ali bin Abi Thalib, peristiwa pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin Affan mengakibatkan kegentingan di seluruh dunia Islam. Pemberontak yang waktu itu menguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah, waktu itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair bin Awwam dan Talhah bin Ubaidillah memaksa beliau, akhirnya Ali menerima bai'at mereka dan Ali merupakan satu-satunya Khalifah yang dibai'at secara missal. Ali bin Abi Thalib, seseorang yang memiliki kecakapan dalam bidang militer dan strategi perang. Untuk pertama kalinya perang saudara antara umat Muslim terjadi saat masa pemerintahannya yaitu perang Jamal.
Masa pemerintahan Abu Bakar hingga Ali disebut oleh para sejerawan Islam sebagai masa Al-Khulafa’ Al-Rasyidin. Setelah itu pemerintah menjadi monarchi hereditis (Kerajaan turun-temurun).
6. Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah
Bani Umayyah (Banu Umayyah) atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya; serta dari 756 sampai 1031 di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini diambil dari nama tokoh Umayyah bin ‘Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah I. Tiga Khalifah besar dinasti Mu’awiyah yaitu; Mu’awiyah, Abdul malik, dan Hisyam, masing-masing dalam memerintah termasuk Administrator kelas satu. “Dinasti bani Umayyah mencapai puncak kejayaanya pada masa Al-Walid. Dan mengalami keruntuhan pada masa Marwan Bin Muhammad.
Bani Abbasiyah atau Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Bagdad (sekarang ibu kota Irak). Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dengan menerjemahkan dan melanjutkan tradisi keilmuan Yunani dan Persia. Kekhalifahan ini naik kekuasaan setelah mengalahkan Bani Umayyah dari semua kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah dibentuk oleh keturunan dari paman Nabi Muhammad yang termuda, Abbas. Berkuasa mulai tahun 750 dan memindahkan ibukota dari Damaskus ke Baghdad. Berkembang selama dua abad, tetapi pelan-pelan meredup setelah naiknya bangsa tentara-tentara Turki yang mereka bentuk, Mamluk. Selama 150 tahun mengambil kekuasaan memintas Iran, kekhalifahan dipaksa untuk menyerahkan kekuasaan kepada dinasti-dinasti setempat, yang sering disebut amir atau sultan. Menyerahkan Andalusia kepada keturunan Umayyah yang melarikan diri, Maghreb dan Ifriqiya kepada Aghlabid dan Fatimiyah. Kejatuhan totalnya pada tahun 1258 disebabkan serangan bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu Khan yang menghancurkan Bagdad dan tak menyisakan sedikitpun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan Bagdad.
BAB II
ANALISIS
Jika kita perhatikan secara seksama, kondisi Bangsa Arab sebelum Islam sangat memprihatinkan. Dimana saat itu adalah Zaman Jahiliyah (Zaman kebodohan). Sebagian sejarawan mengatakan, hamper seluruh kehidupan pada waktu iti penuh dengan kekejian, hanya beberapa dari mereka yang tetap menjalankan ajaran atau tinggalan nenek Moyang, itupun sudah terkontaminasi dengan kemusyrikan seperti beribadah di sekitar Ka’bah untuk mendekatkan diri pada Tuhan, tapi di sekeliling Ka’bah juga terdapat banyak berhala-berhala.
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa meskipun begitu, Bangsa Arab mempunyai keunikan tersendiri, yaitu mereka mempunyai potensi yang luar biasa dalam hal “Sastra”, sehingga hamper tak ada bangsa lain yang dapat mengungguli Bangsa Arab tersebut. Untuk itu Al-Qu’an diturunkan seperti tang lazim dipakai oleh Masyarakatnya, sehingga dapat komunikatif dalam penyebaran agama Islam .
Dari sini kita dapat mengambil suatu pelajaran, bahwa seburuk-buruknya kaum, seburuk-buruknya manusia, pasti di situ terdapat suatu kelebihan yang tidak kita punyai, dengan demikian kita tidak akan meremehkan siapa saja meskipun Dia mempunyai kekurangan.
Zaman Pra Islam jika kita bandingkan dengan Zaman sekarang, jauh lebih mudah dalam menyebarkan agama Islam, karena kita sudah terlindungi dalam menyebarkan visi, misi agama. Hanya saja dapat kita temukan beberapa cara penyebaran Islam yang kurang efisien, yang kita soroti terutama di sini adalah kasus pengeboman. Akhi-akhir ini nama Islam tercemar di mata Publik semenjak kasus BOM Bali. Kita tidak tahu persis apa motif yang mendasari para pelaku BOM Bali tersebut. Jika kita berfikir, sebandingkah dengan perjuangan Rasulallah dan Para Shahabat??! Dengan mudah kita menodai Islam dengan dalih berdakwah.
BAB III
SIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kita ketahui, bahwa kondisi Bangsa Arab sebelum kedatangan Islam sangat memprihatikan, hukum di dsalam masyarakat tergantung pada keinginan masing-masing Individu. Mengubur hidup-hidup anak perempuannya, karena takut aib dan karena kemunafikan. Atau ada juga yang membunuh anak laki-lakinya, karena takut miskin dan lapar.
Neskipun demikian, bukan berarti mereka tidak mempunyai peradaban. Mereka sebenarnya berada dalam kondisi Fitrah, dalam arti tidak terkontaminasi oleh kebudayaan yang memerosokan manusia seperti yang terjadi di Persia dan Romawi. Yang paling fenomenal dari kehidupan Bangsa Arab Jahiliyah adalah Tradisi kesusastraan yang sangat tinggi, dalam Bukunya The word of Islamic Civilization Moh. Nurhakim menjelaskan ”tidak ada yang tahu pasti kapan bahasa yang sekarang kita kenal sebagai bahasa arab itu, terbentuk tetapi dari para pencipta puisi pada masa sebelum Muhammad. Kita tahu bahwa itu telah mencapai kesempurnaan sebelum nabi lahr” . Dari cuplikan yang di ungkapkan oleh Nurhakim di atas bahwa, sebelum Islam masuk ke Arab, di sana sudsah mencapai kesempurnaan dalam hal bahasa, oleh sebab itu salah satu Tujuan daripada di turunkanya Al-Qur’qn di Arab adalah untuk menandingi Sastra yang telah di banggakan oleh Bangsa Arab. Dan pada kenyataannya tak satupun Orang yang bisa menandingi Ayat-ayat Al-Qur’an.
Masa Pra islam adalah masa sebelum Nabi Muhammad diutus sebagai Rasul, sebagaimana yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa pada waktu itu kehidupan masyarakat sangat memprihatinkan.
Kemudian Masa Klasik, dihitung mulai dari diutusnya Nabi Muhammad SAW. Sebagai Rasul, masa Khulafa’urrasyidin, hingga dinasti Muawiyah dan dinasti Abbasiyah.
DAFTAR PUSTAKAAhm, Asy’ari. (Ed). 2005. Pengantar Studi islam, Surabaya: IAIN SUNAN AMPEL PRESS.
Armstrong, Karen. 2002. Islam Sejarah Singkat, Yogyakarta: Jendela.
Arsyad, Natsir. 1993. Seputar Sejarah & Muamalah, Bandung: Al-Bayan.
Badri, Yatim. 1993. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Bosworth, C.E. 1980. Dinasti-Dinasti Islam, Bandung: Penerbit Mizan.
Nurdin, Muhamad. 2005. Tokoh-Tokoh Besar Islam, Jogjakarta: ad-Dawa’.
Nurhakim, Moh. 2003. The Word Of Islamic Civilization, Jakarta: Publishing Company.
Sou’yb, Joesoef. 1979. Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin, Jakarta: Bulan Bintang.
0 comments:
Post a Comment