Wednesday 22 June 2011

MUHAMMADIYAH DAN TRADISI TAHLIL

Posted by Admin 10:57:00, under ,,,, | No comments


Oleh : Dr. Mujiono Abdillah, MA
Dalam komunitas Muhammadiyah, tahlil menjadi persoalan kontroversial, sebagian setuju dan sebagian yang lainnya menolak terhadap tahlil. Kalaupun ada yang setuju namun tetap memberi persyaratan tertentu. Di sisi lain, Muhammadiyah juga bermakud mengembangkan panga pasar dakwahnya dengan pendekatan kulutural. Singkatnya Muhammadiyah juga perlu konsep tahlil alternatif yakni tahlil ala Muhammadiyah. Makalah ini akan menguraikan tahlil modern meliputi pendahuluan, konseptualisasi dan prosesi.
Pengertian; Untuk memberikan pemahaman yang tetap tentang Tahlil Modern, perlu dijelaskan pengertiannya baik secara etimologi maupun terminogis. Secara etimologis, tahlil modern terdiri dari dua kata yakni “tahlil” dan “modern”. Tahlil merupakan kata benda jadian yang diturunkan dari akar kata ¬hallala – yuhallilu – tahlilan yang berarti membaca kalimat “laa ilaaha illallah”. Kata hallala sendiri merupakan kata kerja jadian dengan pola menyingkat kalimat “yaqrau laa ilaaha illallah” menjadi hallala. Hal ini seperti kata kerja jadian lain sejenisnya misal : hamdala, basmala, hay’ala dan lain – lain. Inilah maksudnya tahlil berarti membaca kalimat laa ilaaha illallah. Sedangkan kata modern berarti maju. Ciri utama disebut maju adalah penekanan pada spek rasionalitas.
Adapun secara terminologis, tahlil modern berarti upacara spiritual didahului dengan niat, diikuti dengan pembacaan kalimat – kalimat dan ayat – ayat Al – Qur’an terntetu dan serta diakhiri dengan do’a tertentu yang dilandasi oleh prinsip raionalitas. Kalimat – kalimat tersebut meliputi tahlil, takbir, istighfar, tasbih, shalawat, sedangkan ayat Al – Qur’an meliputi Surat Al – Fatihah, An – Nas, Al – ‘Alaq, Al – Ikhlas dan Al – Baqarah.
Tahlil modern dapat juga disebut tahlil rasional. Rasionalitas Tahlil Modern terletak pada obyektivitas dan spekulatif dalam bertahlil. Secara obyektif amalan – amalan berupa bacaan kalimat yang baik dan ayat – ayat Al – Qur’an pilihan tertentu akan berpahala bagi pelaku tahlil dan pahala tentu akan diberikan kepada pelakunya secara proporsional. Tahlil Modern juga menghindakan diri dari perilaku teologi spekulatif yakni tidak mengirimkan pahala tahlil bagi orang meninggal yang ditahlilkan. Sebab tahlil modern melepaskan dirinya dari konsep pengiriman pahala.
Waktu ; Moment Tahlil Modern adalah netral. Artinya tahlil Modern dapat mengambil moment pada hari-hari tertentu yang definitif pasca kematian seperti hari ketiga,tujuh,empat puluh,seratus dan seribu, dan dapat pula mengambil hari tanpa terikat dengan hari-hari definitif tersebut. Penentuan momentum Tahlil Modern disunnahkan kepada penyelenggaranya.
Kalaupun moment yang diambil adalah hari-hari definitif tersebut tetap harus lepas dari keyakinan bahwa roh orang yang meninggal datang bersamaan dengan datangnya hari-hari definitif tersebut.
Tujuan ; Tujuan dari Tahlil Modern adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membaca kalimat-kalimat terpilih. Setelah upaya pendekatan diri tercapai diikuti do’a mohon ampun baik bagi peserta tahlil sendiri maupun bagi orang-orang yang sudah meninggal ecara umum dan orang-orang terkasih penyelenggara Tahlil Modern. Dengan demikian , Tahlil Modern bukan bertujuan mengirimkan pahala bacaan tahlil untuk arwah tertentu.
Hukum ; Status hukum penyelenggaraan Tahlil Modern adalah mubah, netral. Artinya Tahlil Modern dilakukan ataupun tidak dilakukan tidak mengandung akibat hukum dosa atau berpahala. Hanya saja, karena Tahlil Modern berisikan amalan – amalan baik maka jika dilakukan tentu akan berdampak hukum secara poitif. Bacaan-bacaan Tahlil Modern termasuk bacaan-bacaan yang baik tentu saja termasuk dalam kategori ibadah qauliyah yang berpahala.
Prosesi ; (a). Niat ; Niat tahlil modern adalah mendekatkan diri pada Allah dengan cara membaca kalimat dan ayat – ayat pilihan. Oleh karena itu, sekedar sebagai contoh niat tersebut dapat diungkapkan dengan kalimat : “Kita berkumpul dalam majlis ini bermaksud membaca tahlil modern dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tahlil ini diselenggarakan atas permintaan Bapak .......... yang telah mendahului kita ...........hari atau tahun yang lalu. Menurut informasi yang dapat dipegangi : almarhum / almarhumah dikenal sebagai orang yang suka beramal baik. (sebut contohnya). Berkaitan dengan ini semoga menjadi I’tibar bagi kita semua. Oleh karena itu, marilah kita membaca tahlil dengan seksama : ‘Ala Hadzihi al – Niyah al – Maksudah al – Fatihah....”
(b). Bacaan ; Bacaan kalimat – kalimat dan ayat – ayat pilihan Tahlil Modern antara lain dapat diurutkan sebagai berikut : 1). Surat Al – Fatihah, 2). Surat Al – Ikhlas, 3). Surat Al – Falaq, 4). Surat An – Nas, 5). Surat Al – Baqarah ayat 1 - 5, 6). Ayat Kursi, 7). Isti’fa’ (wa’fu ‘anna waghfirlana, dst), 8). Tarhim 7 x (Irhamna yaa Arhamarrahimiyn), 9). Istighfar 7 x, 10). Tahlil 33 kali, 11). Tasbih 7 x, 12). Shalawat 3 x, 13). Pengakhir (Tahlil Modern ditutup dengan Surat Al – Fatihah)
(c). Do’a ; Do’a Tahlil Modern bukan do’a pengiriman pahala bacaan tahlil bagi yang ditahlilkan melainkan do’a pendekatan diri kepada Allah dan mohon ampun baik bagi pelaku tahlil maupun orang yang dikenang.
-----------------------------------------------------------------------
Makalah Dr. Mujiono Abdillah, MA, (Majelis Tarjih Muhammadiyah Jawa Tengah), disampaikan dalam Seminar di Universitas Muhammadiyah Purworejo, tanggal 29/09/2002, diringkas oleh Marwan Ibnu Marghani dalam buku Majmuk Fiqih Indonesia Jilid 4; Tahlil dan Teologi Pembebasan; halaman 55 – 56, cetakan ke 1 Jumadil ‘Ula 1429 / Mei 2008. Judul Asli Tulisan dalam buku adalah : “Tokoh Muhammadiyah Menggagas Tahlil Modern”

Monday 20 June 2011

Workshop Kaderisasi; Penanaman Konsep Kaderisasi Untuk PC. IPNU Se-Jatim

Posted by Admin 02:28:00, under ,,,, | No comments

           Sebenarnya banyak sekali potensi para kader IPNU di daerah – daerah yang belum terwadahi dengan baik. Hal ini sangat disayangkan, karena potensi yang seharusnya dapat menigkatkan internal IPNU sendiri harus terabaikan begitu saja. Melihat kondisi seperti ini perlu kiranya membenahi wadah untuk memperkuat pengkaderan mulai dari tingkat bawah seperti Pimpinan Ranting, Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Cabang, Pimpinan Wilayah hingga Pimpinan Pusat.
          Mengingat begitu luasnya jangkauan untuk target pengkaderan maka perlu adanya wadah pengkaderan di setiap tingkatan, seperti Pimpinan Pusat harus memiliki wadah pengkaderan di masing – masing Wilayah se Indonesia, kemudian Pimpinan Wilayah harus memiliki wadah pengkaderan di setiap cabang dan begitu seterusnya hingga tingkatan paling bawah Pimpinan Ranting. Upaya ini sangat efektif untuk mencetak kader – kader yang militan.
         Semakin banyaknya paham maupun wacana – wacana yang mungkin mencoba untuk menyimpang dari Ahlussunah Waljama’ah yang hamper di setiap tingkatan, khususnya tingkat bawah yang pada umumnya masih polos menjadi perhatian khusus Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ualam Jawa Tmur dalam membentengi kader – kader yang masih Polos tersebut.
         Saya pikir terobosan yang sangat luar biasa di tengah – tengah era Global seperti saat ini. Workshop Kaderisasi dengan tema “Revitalisasi Pengkaderan, Menyongsong Masa Depan IPNU”, begitulah kiranya upaya yang dilakukan oleh PW. IPNU Jatim bekerjasama dengan PP. IPNU Jakarta. Yang mana acara dikemas sedikit berbeda dari LATPEL ( Latihan Pelatih ) yaitu Proses prngkaderan yang harus dilalui sebelum masuk kepengurusan di tingkat Pimpinan Cabang (PC). Dengan diadakanya kegiatan ini PW. IPNU Jatim berharap agar para delegasi yang dikirim untuk mengikuti Workshop dapat dijadikan perantara dalam mewadahi kader di daerahnya masing-masing.
        Tim pengkaderan PW. IPNU Jatim, Rekan Imam Fadli menjelaskan dalam pembukaan Workshop Kaderisasi tersebut, “memang sengaja dalam proses pengkaderan ini dibuat seperti Worshop karena memang sama sekali tidak mengurangi eksistensi daripada materi itu sendiri. Ini adalah bentuk upaya kami sebagai Tim Pengkaderan untuk IPNU Wilayah Jawa Timur mungkin dirasa Workshop ini kurang maksimal namun ini adalah salah satu upaya kami kepada para kader untuk mencetak kader yang berkualitas”.
        Workshop yang dilaksanakan di Balai PUSDIKLAT PW. LP. Ma’arif Jawa Timur tersebut diikuti oleh masing-masing delegasi dari setiap Cabang yang ada di Jawa Timur yaitu 42 Cabang. Forum yang sangat tepat, dimana Pengurus Pimpinan Wilayah dan Tim Pengkaderan Cabang berkumpul dalam satu ruangan. Hal ini dapat dimanfaatkan baik dari Wilayah maupun Cabang, Wilayah menjadi apa kendala dalam proses pengkaderan yang ada Cabang se-Jatim. Begitu sebaiknya, Cabang dapat menshare langsung ke Wilayah terkait dengan maslah yang ada di daerah masing-masing. Semoga dengan adanya terobosan ini khususnya kader IPNU menjadi lebih kompeten.

Sunday 19 June 2011

Pilar – Pilar Kejayaan Islam dan Airan-aliran yang Menyimpang

Posted by Admin 08:23:00, under ,,,, | No comments


          Ketika Rasulullah SAW akan melaksanakan Isro’ Mi’roj, yakni pada tahun ke 13 kenabian. Dada Rasulallah SAW dibedah oleh malaikat Jibril. Dibawa mendekat ke sumur Zamzam. Di situ dada Rasullallah disucikan dengan air zamzam dan diisi dengan Iman, Ilmu, Keyakinan, Kearifan dan Kesabaran. Keempat inilah yang dimasukkan ke dalam dada Rasullalah SAW, karena beliau adalah seorang pemimpin umat se jagad raya, yang membawa umat dari zaman jahiliyah menuju Isamiyah. Iman merupakan pondasi untuk memberi dorongan motivasi dan dorongan spiritual. Dari iman inilah maka muncul taqwa. Iman dan taqwa kemudian membentuk akhlaq. Dari akhlak yang dimiliki masing-masing indvidu ini membangun keluarga. Karena keluarga adalah basis dalam masyarakat. Masyarakat Indonesia yang besar ini dapat diringkas dalam keuarga. Maka jika kelurga ini baik maka akan baik seluruh Indonesia dan begitu sebaliknya.
          Kemudian dengan ilmu, seseorang akan lebih maju dan dapat mengetahui situasi masyarakat yang dihadapinya. Begitu juga dengan Negara yang berilmu maka negara ini akan maju dengan masyarakat yang sejahtera. Dengan ilmu orang dapat berfikir maju, nah, inilah sosok Rasulallah SAW, Keyakinan. Orang harus memliki eyakinan dan harus optimis melakukan perbuatan, namun harus berusaha secara penuh. Sebagai ummat islam jangan memilik pemikiran yang sempit, bergaul dengan berbagai kalangan, tetapi tidak boleh terjebak, apalagi menjadikan akidah hanya untuk meraih duniawi. Karena saat ni banyak orang menjual aqidah dengan sangat murah. Kesabaran yakni ketahanan fisik dan mental, kearifan. Itu diwariskan kepada khulafaurrosyidin, kemudian para tabi’in dan tabi’at tabi’in, para ulama dan hingga zaman sekarang.
          Kalau kita melihat kejayaan islam semasa zaman keemasannya bangga, ini sejarah. Sejarah boleh jadi pemantik semangat untuk bangkit kembali dari tidur yang panjang ini. Karena itu untuk membangun pilar-pilar kejayaan umat islam. Umat islam harus lebih menyantuni kepada sesama terutama yang lemah. Begitu juga dengan Negara yang mayoritas dihuni oleh kaum muslimin. Minimal negara dapat menerapkan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh islam.
          Pemerintah harus peka terhada kekuatan-kekuatan dari luar yang ingin melemahkan umat islam yang mayoritas ada di Negara Indonesia ini. Misalnya konsep kaitalisme, konsep pluralisme, konsep liberalisme harus dtolak. Karena ini merupakan skenario global untuk melemahkan umat islam. Saya banyak menemukan buku-buku yang di tulis oleh kelomok-keompok tertentu yang sengaja ngin mendangkalkan aqidah islam. Umat islam tidak boleh begitu saja menerma.
          Misalnya yang saat ini lagi hangat-hangatnya alran Ahmadiyah. Alran ini merupakan bikinan dari inggris di india tahun 1988 yang mengaku sebagai nabi. Orang-orang ahmadiyah memaknai surat Al Ahzab 40. Mereka memaknai “Khatam“ adalah Cincin. Sehingga menurut mereka Muhammad adalah cincin terhormat di antara para nabi-nabi. Ini terjemahan dan tafsiran yang ditolak oleh umat islam. Dalam Q.S Yasiin : 65 maknanya : pada hari ini kami tutup mulut mereka dan berkatalah tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang mereka usahakan.
          Kalau “Khatam” artinya cincin, apakah kemudian diartikan “pada hari ini kami cincinkan mulut-mulut mereka”. Tentu tidak pas. Ahmadiyah berpendapat bahwa mungkin saja ada nabi baru lagi setelah nabi Muhammad SAW. Kalau Allah berkehendak apa yang tidak mungkin. Lalu mengambil dasar-dasar Surat Alhajj : 75.
          Kalau kita bicara tetang pilar-pilar kejayaan ummat islam maka kita harus membangun. Pertama, Quwwatur Rihiyah (kekuatan rohani) yang kuat. Yaki keimanan yang kokoh. Kedua, Quwwatul Wihdah kekuatan persatuan). Ukhwuwah islamiyah yang erat. Ketiga, QQuwwatul Maadiyah (Kekuatan ekonomi). Mari kita kerja keras untuk kebangkitan umat islam. Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang tinggi derajatnya. Jika kamu orang-orang yang beriman.
Suber : Buletin Dakwah Jum’at Al Akbar Edisi 013 / 06 Rabiul Akhir 1432 / 11 Maret 2011

Saturday 4 June 2011

7 Langkah Membangun Percaya Diri Yang Tak Tergoyahkan

Posted by Admin 03:40:00, under ,, | No comments

        Tak dapat dipungkiri kita semua pasti pernah mengalami rasa tak percaya diri sesekali waktu. Adakalanya agak sulit untuk membangkitkan kembali rasa percaya diri itu sewaktu kita sedang membutuhkan. Sebenarnya ada latihan sederhana yang dapat dipraktekkan untuk mendapatkan rasa percaya diri Anda agar kembali ke jalurnya secepat mungkin saat dibutuhkan. Berikut kami sampaikan tujuh langkah membangun rasa percaya diri yang tak tergoyahkan.

1. Perhatikan Postur Tubuh - Mungkin kedengarannya ini tak memiliki hubungan dengan rasa percaya diri yang kita bicarakan ini, tetapi sebenarnya bagaimana sikap duduk atau berdiri Anda, mengirimkan pesan tertentu pada orang-orang yang ada di sekekliling Anda. Jika pesan tersebut memancarkan rasa percaya diri, Anda akan mendapatkan tanggapan positif dari orang lain dan tentu saja ini akan memperbesar rasa percaya diri Anda sendiri. Jadi mulai perhatikan sikap duduk dan berdiri untuk menunjukan Anda memiliki rasa percaya diri.

2. Bergaulah Dengan Orang-Orang Yang Memiliki Rasa Percaya Diri Dan Berpikiran Positif - Lingkungan membawa pengaruh besar pada seseorang. Jika Anda terus menerus berbaur dengan orang yang memiliki rasa rendah diri, pengeluh dan pesimis, seberapa besarpun percaya diri yang Anda miliki, perlahan tapi pasti akan pudar dan terseret mengikuti lingkungan Anda. Sebaliknya, jika Anda dikelilingi orang-orang yang penuh kebahagiaan dan percaya diri, makan akan tercipta pula atmosfir positif yang membawa keuntungan bagi diri Anda.

3. Ingat Kembali Saat Anda Merasa Percaya Diri - Percaya diri adalah sebuah perasaan, dan jika Anda pernah merasakannya sekali, tak mustahil untuk merasakannya lagi. Mengingat kembali pada saat dimana Anda merasa percaya diri dan terkontrol akan membuat Anda mengalami lagi perasaan itu dan membantu meletakan kerangka rasa percaya diri itu dalam pikiran.

4. Latihan - Kapanpun Anda ingin merasakan rasa percaya diri, kuncinya adalah latihan sesering mungkin. Bahkan Anda dapat membawanya dalam tidur. Dengan kemampuan yang terlatih, Anda tak akan kesulitan menampilkan rasa percaya diri kapanpun itu dibutuhkan.

5. Kenali Diri Sendiri - Pikirkan segala hal tentang apa yang Anda sukai berkenaan dengan diri sendiri dan segala yang Anda tahu dapat Anda lakukan dengan baik. Jika Anda kesulitan melakukan ini, ingat tentang pujian yang Anda peroleh dari orang-orang - Apa yang mereka katakan - Anda melakukannya dengan baik? Sebuah gagasan bagus untuk menuliskan semua ini, hingga Anda bisa melihatnya lagi untuk mengibarkan rasa percaya diri kapanpun Anda membutuhkan inspirasi.


6. Jangan Terlalu Keras Pada Diri Sendiri - Jangan terlalu mengkritik diri sendiri, jadilah sahabat terbaik bagi diri Anda. Namun, saat seorang teman sedang melalui masa sulit, Anda tak akan mau terlibat dalam masalahnya hingga menguras emosi Anda sendiri kan? Tentu saja Anda tak mau. Pebicaraan yang positif dapat berubah jadi senjata terbaik untuk menaikan rasa percaya diri, jadi pastikan Anda menanam kebiasaan ini, jangan biarkan permasalahan orang lain membuat Anda jadi terpuruk.

7. Jangan Takut Mengambil Resiko - Jika Anda seorang pengambil resiko, Anda pasti akan temukan kalau tindakan ini mampu membuahkan rasa percaya diri. Tak ada yang lebih bermanfaat dalam menumbuhkan rasa percaya diri layaknya mendorong diri sendiri keluar dari zona nyaman. Selain itu, tindakan ini juga berfungsi bagus untuk mengurangi rasa takut Anda akan ha-hal yang tak Anda ketahui, plus bisa dari pembangkit rasa percaya diri yang luar biasa.

         Lebih dari segalanya, selalu ingatlah bahwa Anda memiliki bakat dan kemampuan. Pastikan Anda selalu melakukan yang terbaik untuk semua itu dan inilah yang akan jadi batu loncatan terbaik untuk membangun rasa percaya diri yang tak tergoyahkan. (erl)

Sumber : KapanLagi.Com

Pengaruh Simbol Terhadap Budaya : Ketupat Membentuk Kebudayaan Bangsa Indonesia

Posted by Admin 03:33:00, under ,,, | No comments

Pengaruh simbol terhadap budaya suatu daerah sangat erat. Khususnya di Indonesia sendiri banyak kita temui budaya maupun nama suatu daerah berasal dari sebuah makanan. Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya, tak pelak banyak wisatawan asing yang mengagumi Bangsa kita Indonesia. Contoh kecil saja makanan khas indonesia yaitu ketupat
Awal mula ketupat merupakan bagian dari tradisi sebagai simbol perayaan pada abad ke 15. Hingga sekarang ketupat ini tidak menjadi simbol yang asing lagi bagi masyarakat indonesia apalagi menjadi hal yang kontroversi. Ketupat kini sudah menyatu dalam diri bangsa indonesia bahkan sampai melekatnya, ketupat menjadi suatu tradisi masyarakat luas dan bisa dipastikan seluruh masyarakat indonesia mengetahui dan merayakan hal itu.
Bukan hanya sekedar perayaan akan tetapi memiliki makna tersendiri, mulai dari nama, cara pembuatan, bahkan sampai pada bahan yang digunakan. Sehingga secara tidak langsung ketupat ini dapat menimbulkan dampak sikologis sosial bagi masyarakat yang merayakannya apalagi mengetahui sejarah daripada munculnya ketupat itu sendiri. Mengapa demikian?? Coba kita lihat satu persatu makna yang terkandung dalam ketupat.

Awal Ketupat
            Ketupat adalah salah satu bentuk dari media dakwah para wali songo. Pada waktu itu agama masih hindu dan budha, kemudian salah satu kebiasaan yang disukai penduduk adalah berkumpul bersama dengan menikmati hidangan – hidangan ang sudah di siapkan oleh shohibul hajjah (orang yang mempunyai hajat). Nah, dengan demikian para wali songo menggunakan peluang tersebut untuk menyalurkan ajaran islam melalui simbol. Beliau membuat ketupat tidakl hanya sekedar membuat akan tetapi memiliki makna tersendiri yang mana jika makna itu dikaji, sehari semalam tidak akan selesai karena memiliki banyak makna yang tersirat.

Mengajak Berkumpul
            Kata Kupat berarti Ngaku Lepat (mengaku salah), kata ini jika dikaji dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa dahulu para wali mengajak berdakwah dengan melalui simbol yang dapat memepengaruhi kehidupan masyarakat melalui simbol – simbol. Ketupat juaga dapat diartikan mengajak tatap muka, di sini mengisyaratkan bahwa masyarakat harus mempunyai tradisi untuk kumpul bersama.
Kemudian mengapa warna janur kuning? Itu hanya sekedar simbol untuk membedakan dengan warna hijau (Timur Tengah) dan merah (Dari Asia). Cara merakit mengapa harus dianyam rapat dan tengah diisi dengan beras? Itu merupakan simbol bahwa pribadi seseorang haruslah memiliki kepribadian yang utuh dan juga jika mempelajari sesuatu itu jangan setengah – setengah akan tetapi harus penuh.
Jika dikaji lebih dalam lagi oleh para pakar sejarah mengenai makna – makna, maka tidak akan selesai karena makna yang tersirat bukan berhenti di situ saja akan tetapi berkaitan dengan ajaran – ajaran islam.
Selain ketupat banyak lagi tradisi yang kemudian menjadi suatu budaya, menjadi ciri karakter pada daerah tertentu, bahkan menjadi suatu nama. Contoh misalnya Kerajaan Mojopahit, sebiuah nama yang diambil dari buah Mojo. Mojo merupakan buah dan Pahit yang rasanya pahit. Dikatakan mojopahit karena daerah yang banyak buah mojo yang rasanya pahit.
Begitu besarnya peran suatu simbol dalam membentuk budaya maupun karakter suatu bangsa. Meskipun arti daripada suatu nama kurang baik, tetap sangat diharapkan bahwa masuarakat dpat menilai hal itu sebagai wacana yang positif sehingga dapat membentuk karakter dan kepribadian masyarakat yang mengagumkan.

Pantas Untuk Bangga
            Dengan begitu banyak kekayaan budaya Indonesia, sudah semestinya kita merasa bangga dan tentunya sebagai warga negara kita harus ikut serta menjaga kebudayaan yang merupakan warisan para  leluhur.