Tuesday 16 September 2014

Nabung 24 tahun tukang sapu naik haji

Posted by Admin 06:29:00, under ,,,, | No comments


Tukang Sapu nabung 24thn, Bapak Ugan Suganda naik haji 27/9/2014

Bapak Ugan Suganda adalah seorang kepala rumah tangga yang berusia sekitar 50 tahun. Dari pernikahannya dengan seorang perempuan bernama Aminah beliau memiliki 5 anak yakni anak pertama laki-laki, kedua dan ketiga perempuan, terakhir laki-laki.

Aktifitas sehari-hari pak Ugan yaitu sebagai tukang kebersihan disalah satu sekolah dimana ia tinggal, hal itu beliau tekuni Selama 32tahun. Berkat ketekunan dan kerja keras Pak Ugan, akhirnya beliau diberi ijin untuk mendirikan toko kecil-kecilan yang setiap hari dijaga oleh sang istri.

Dari hasil keringat membersihkan halaman sekolah, pak ugan mendapat gaji Rp.600.000 tiap bulan. Sedangkan laba dari hasil jualan rata-rata Rp.500.000-Rp.700.000. Bila ditotal pendapatan keluarga pak Ugan antara Rp.1.000.000 s/d Rp.1.300.000. Gaji yang sangat sedikit untuk keluarga yang memiliki 5orang anak.

Dibalik semua itu ternyata pak ugan menyimpan niat suci untuk dapat berangkat haji bersama sang istri. Demi mewujudkan impian akhirnya gaji hasil menyapu selama 1 bulan ditabung oleh pak Ugan. Bayangkan total penghasilan selama 1 bulan hanya Rp.1.300.000 dikurangi tabungan haji Rp.600.000 sisa Rp.700.000 untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Walhasil.. dari jerih payah pak Ugan menabung selama 24tahun, pak Ugan akan berangkat haji tanggal 9 September 2014.

Bukan hanya itu perjuangan seorang Ugan Suganda, bapak 5anak ini menyekolahkan anak pertamanya hingga jenjang sarjana Universitas Indonesia (UI) salah satu kampus ternama di Indonesia. Sangat sulit dinalar dengan penghasilan Rp.700.000 mampu mengantarkan anak pertama kuliah dan anak-anaknya sekolah hingga jenjang SMA. Subhanallah.. itukah yang dinamakan keluarga sakinah dan rizki yang barokah? Istri yang tidak pernah mengeluh kekurangan belanja dan penghasilan yang tidak dapat dinalar.

Nasehat dalam kisah tersebut adalah pertama, pandai-pandailah dalam mensyukuri nikmat, syukur bukan hanya di lisan lewat kalimat “Alhamdulillah” tetapi sabar akan kepastian Allah dalam membagi rizki. Kedua, apabila memiliki niat yang suci, selagi niat kita baik dimata Allah SWT maka yakinlah bahwa Allah SWT akan memberikan jalan dan mengabulkannya. ISTIQOMAH.. ISTIQOMAH… dan ISTIQOMAH…
Semoga bermanfaat (stmj)

Sumber: Tayangan Hitam-Putih, 16/09/2014