Friday 29 April 2011

Hal - Hal Yang Menghambat Datangnya Rizki

Posted by Admin 07:45:00, under | No comments

       Allah SWT menciptakan semua makhluk telah sempurna dengan pembagian rezekinya. Tidak ada satu pun yang akan ditelantarkan-Nya, termasuk kita. Karena itu, rezeki kita yang sudah Allah jamin pemenuhannya. Yang dibutuhkan adalah mau atau tidak kita mencarinya. Yang lebih tinggi lagi benar atau tidak cara mendapatkannya. Rezeki di sini tentu bukan sekadar uang. Ilmu, kesehatan, ketenteraman jiwa, pasangan hidup, keturunan, nama baik, persaudaraan, ketaatan termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya dibanding uang.

        Walau demikian, ada banyak orang yang dipusingkan dengan masalah pembagian rezeki ini. “Kok rezeki saya seret banget, padahal sudah mati-matian mencarinya?” “Mengapa ya saya gagal terus dalam bisnis?” “Mengapa hati saya tidak pernah tenang?” Ada banyak penyebab, mungkin cara mencarinya yang kurang profesional, kurang serius mengusahakannya, atau ada kondisi yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla “menahan” rezeki yang bersangkutan. Poin terakhir inilah yang akan kita bahas. Mengapa aliran rezeki kita tersumbat? Apa saja penyebabnya?
Saudaraku, Allah adalah Dzat Pembagi Rezeki. Tidak ada setetes pun air yang masuk ke mulut kita kecuali atas izin-Nya. Karena itu, jika Allah SWT sampai menahan rezeki kita, pasti ada prosedur yang salah yang kita lakukan. Setidaknya ada lima hal yang menghalangi aliran rezeki.

       Pertama, lepasnya ketawakalan dari hati. Dengan kata lain, kita berharap dan menggantungkan diri kepada selain Allah. Kita berusaha, namun usaha yang kita lakukan tidak dikaitkan dengan-Nya. Padahal Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah, maka keburukan-lah yang akan ia terima. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Demikian janji Allah dalam QS Ath Thalaaq [63] ayat 3.

        Kedua, dosa dan maksiat yang kita lakukan. Dosa adalah penghalang datangnya rezeki. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya.” (HR Ahmad). Saudaraku, bila dosa menyumbat aliran rezeki, maka tobat akan membukanya. Andai kita simak, doa minta hujan isinya adalah permintaan tobat, doa Nabi Yunus saat berada dalam perut ikan adalah permintaan tobat, demikian pula doa memohon anak dan Lailatul Qadar adalah tobat. Karena itu, bila rezeki terasa seret, perbanyaklah tobat, dengan hati, ucapan dan perbuatan kita.

        Ketiga, maksiat saat mencari nafkah. Apakah pekerjaan kita dihalalkan agama? Jika memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya? Tanyakan selalu hal ini. Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi (waktu, uang), memanipulasi timbangan, praktik mark up, dsb akan membaut rezeki kita tidak berkah. Mungkin uang kita dapat, namun berkah dari uang tersebut telah hilang. Apa ciri rezeki yang tidak berkah? Mudah menguap untuk hal sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah serta membawa penyakit. Bila kita terlanjur melakukannya, segera bertobat dan kembalikan harta tersebut kepada yang berhak menerimanya.

        Keempat, pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah. Bertanyalah, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita dengan Allah makin menjauh? Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa shalat (atau minimal jadi telat), lupa membaca Alquran, lupa mendidik keluarga, adalah sinyal-sinyal pekerjaan kita tidak berkah. Jika sudah demikian, jangan heran bila rezeki kita akan tersumbat. Idealnya, semua pekerjaan harus membuat kita semakin dekat dengan Allah. sibuk boleh, namun jangan sampai hak-hak Allah kita abaikan. Saudaraku, bencana sesungguhnya bukanlah bencana alam yang menimpa orang lain. Bencana sesungguhnya adalah saat kita semakin jauh dari Allah.

         Kelima, enggan bersedekah. Siapapun yang pelit, niscaya hidupnya akan sempit, rezekinya mampet. Sebaliknya, sedekah adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda rezeki. Sedekah bagaikan sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat (QS Al Baqarah [2]: 261). Tidakkah kita tertarik dengan janji Allah ini? Maka pastikan, tiada hari tanpa sedekah, tiada hari tanpa kebaikan. Insya Allah, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezeki-Nya untuk kita. Amin.

Peringatan HARLAH NU Ke 88

Posted by Admin 07:35:00, under | No comments

         Menyambut Hari Lahir Nahdlatul Ulama yang ke 88 Pimpinan wilayah jawa timur mengadakn serangkaian kegiatan di antaranya Istighostah yang bertempat di aula PWNU Jawa Timur sekaligus peresmian Aswaja Centre.
         
          Acara yang dihadiri puluhan pengurus dan tokoh NU itu terlaksana dengan lancar, dimana Mbah Wahid juga hadir di tengah-tengah acara tersebut. Keberadaan aswaja Centre ini mendapat apresiasi yang cukup baik dari kalangan Nahdlatul Ulama termasuk salah satunya yaitu sesepuh NU Mbah Wahid.

          Sebagaimana yang dikatakan Sutamaji, bahwa adanya Aswaj Centre ini sangat banyak manfaatnya. Yang pertama, dapat mengembangkan Intelektualitas para kader NU dengan berbagai buku yang sudah tersedia. Kedua, memudahkan para kader maupun anggota terutama dikalangan pelajar dalam mencari refrensi, karena buku-buku yang tersedia adalh termasuk buku uang sudah tidak beredar dipasaran lagi. Dan banyak lagi manfaat lainnya dengan aswaja cente ini.

          Stelah peresmian dan Istighosah, PWNU jawa Timur mengadakan acara puncak harlah tepatnay di Hotel Bumi Surabaya jl. Basuki Rahmat. Selasa, 22 Februari 2011 sekitar pukul 09.00 WIB. Acar dimulai.

Kebobrokan Mahasiswa dan Dosen

Posted by Admin 07:33:00, under | 3 comments

          Dalam artikel ini saya akan mencoba untuk mengeluarkan kegelisahaan saya selama ini tentang Bobroknya akademis mahasiswa dan dosen. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seorang mahsiswa untuk mengasah otak. Salah satunya dengan membentuk study club, sebagaimana yang saya ketahui bahwa study club merupakan salah satu metode belajar yang tidak asing lagi di kalangan mahasiswa, bahkan di beberapa kampus baik negeri maupun swasta sudah menjadi tradisi untuk mengasah intelektualitas mereka. Tetapi tidak pada Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.

          Kebanyakan mahasiswa hanya memakai metode B.D.P (Berangkat, Duduk, Pulang) tanpa memikirkan akademis mereka sebagai seorang mahasiswa. Kemudian fakta di lapangan hanya ada beberapa group maupun kelompok saja yang kadang kala menjelang sore berkumpul, itupun bukan Study Club dan yang dikaji bukan mengedepankan eksistensi akademisi mahasiswa, bukan pada mengembangkan skill mahasiswa akan tetapi hanya kajian – kajian berupa wacana social yang pada akhirnya mengarah untuk kepentingan organisasi seperti PMII, HMI, KAMMI dll.

          Tidak adanya study club dalam kampus bukan berarti mahasiswanya tidak berkualitas, akan tetapi tidak adanya study club dalam kampus khususnya di Prodi ilmu komunikasi merupakan salah satu indikasi lemahnya minat mahasiswa untuk mengasah otak melalui diskusi kelompok. Sehingga ketika mahasiswa itu lulus belum memiliki kesiapan yang cukup untuk menghadapi dunia luar kampus. Contoh saja, untuk lulusan tahun kemarin 2010 tidak ada yang magang di salah satu media cetak ternama di Surabaya Koran Jawa Pos dan apalagi tempatnya sudah di depan kampus.

           Kebobrokan bukan hanya di mahasiswa tetapi juga Dosen. Cuma beberapa dosen saja yang benar – benar memperhatikan kemajuan intelektualitas mahasiswa. Kebanyakan para dosen lebih mengutamakan kepentingannya sendiri dari pada kepentingan mahasiswa. Lebih mirisnya lagi, bukan hanya mahasiswa saja yang tidak bekualitas tetapi juga para dosen pengajar. Dosen yang mumpuni dalam bidangnya dapat dihitung dengan jari. Seperti salah satu dosen yang mengajar Mata kuliah Komunikasi Sosial Pembangunan. Dari sekian materi yang sudah diberikan ternyata tidak ngefek sama sekali. Dan anehnya lagi,,, mahasiswa merasa jenuh dan pada ngobrol sendiri tetapi dosennya malah cuwek bebek dengan tetap menjelaskan materi. Seakan – akan dosen yang satu ini mengejar target “yang penting materi saya tersampaikan, mahasiswa paham atau tidak itu urusanmu”. Ini merupakan salah satu gambaran dari para dosen khususnya dosen yang mengajar di Prodi Ilmu Komunikasi.

            Tidak mudah merubah sesuatu untuk hasil yang lebih besar. Akankah selamanya seperti ini?? Siapakah yang salah??. Lantas siapkah diadakannya perombakan besar – besaran??

PERAN KOPERASI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

Posted by Admin 07:27:00, under | No comments

          Pembangunan koperasi mengalami kemajuan yang cukup mengembirakan jika diukur dengan jumlah koperasi, jumlah anggota, aktiva dan volume usaha.

         Pada masa sekarang secara umum koperasi mengalami perkembangan usaha dan kelembagaan yang mengairahkan. Namun demikian, koperasi masih memiliki berbagai kendala untuk pengembangannya sebagai badan usaha. Hal ini perlu memperoleh perhatian dalam pembangunan usaha koperasi pada masa mendatang.

        Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional pada masa mendatang.

        Pemberdayaan koperasi secara tersktuktur dan berkelanjutan diharapkan akan mampu menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi tingkat pengangguran terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisasi sektor riil, dan memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat. Pemberdayaan koperasi juga akan meningkatkan pencapaian sasaran di bidang pendidikan, kesehatan, dan indikator kesejahteraan masyarakat Indonesia lainnya.

        Sulit mewujudkan keamanan yang sejati, jika masyarakat hidup dalam kemiskinan dan tingkat pengangguran yang tinggi. Sulit mewujudkan demokrasi yang sejati, jika terjadi ketimpangan ekonomi di masyarakat, serta sulit mewujudkan keadilan hukum jika ketimpangan penguasaan sumberdaya produktif masih sangat nyata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran koperasi antara lain :

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khusunya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

         Pada masa ini pembangunan koperasi kurang mendapat perhatian karena koperasi kurang memperlihatkan kinerja dan citra yang lebih baik dari masa sebelumnya.Keadaan ini merupakan salah satu bukti bahwa komitmen pemerintah masih kurang dalam pembangunan koperasi. Pembangunan adalah suatu proses yang harus berkelanjutan dan tersistem. Pertanyaan berikutnya bagaimana prospek koperasi pada masa datang.Jawabannya adalah sangat prospektif jika koperasi yang mempunyai jatidiri . Koperasi yang mempraktekkan prinsip-prinsip koperasi dalam organisasi dan usahanya. Koperasi sebagai badan usaha, organisasi dan kegiatan usahanya harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip koperasi.Karena prinsip koperasi merupakan garis-garis penuntun yang digunakan oleh koperasi untuk melaksanakan nilai-nilai dalam praktek seperti (1) keanggotaan sukarela dan terbuka, (2) pengendalian oleh anggota secara demokratis, (4) partisipasi ekonomi anggota,(5) pendidikan,pelatihan dan informasi , (6) kerjasama diantara koperasi dan (7) kepedulian terhadap komunitas.

         Jika Koperasi mampu mengimplementasikan jati dirinya, koperasi akan mandiri, mampu bersaing dengan kekuatan eonomi lainnya ,mampu memproduksi produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri. Dilihat dari dasar hukum yang tertuang dalam Undang-Undang 1945, Koperasi memperoleh hak untuk hidup dan perkembangan di Indonesia. Koperasi yang sudah dibangun selama ini juga jumlahnya sudah cukup besar. Jumlah ini merupakan aset yang harus dipelihara dan diberdayakan agar dapat berkembang membantu pemerintah untuk memerangi kemiskinan dan menyediakan lapangan kerja. Jika sekarang masih banyak koperasi yang tumbuh belum mampu mencapai tujuan bersama anggotanya,mereka harus diberdayakan melalui pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk meningkatkan kemampuan memahami jati diri dan menerapkannya. Disinilah peranan pihak ketiga termasuk pemerintah untuk dapat membangun mereka mencapai tujuannya baik sebagai mediator,fasilitator maupun sebagai kordinator.

         Dengan demikian pembangunan koperasi perlu diteruskan, karena pembangunan adalah proses, memerlukan waktu dan ketekunan serta konsistensi dalam pelaksanaan,berkesinambungan untuk mengatasi semua masalah yang muncul seperti masalah kemiskinan , jumlah pengangguran. yang semakin banyak.

          Perkembangan koperasi secara nasional di masa datang diperkirakan menunjukkan peningkatan yang signifikan namun masih lemah secara kualitas. Untuk itu diperlukan komiten yang kuat untuk membangun koperasi yang mampu menolong dirinya sendiri sesuai dengan jatidiri koperasi. Hanya koperasi yang berkembang melalui praktek melaksanakan nilai koperasi yang akan mampu bertahan dan mampu memberikan manfaat bagi anggotanya. Prospek koperasi pada masa datang dapat dilihat dari banyaknya jumlah koperasi, jumlah anggota dan jumlah manajer, jumlah modal,volume usaha dan besarnya SHU yang telah dihimpun koperasi, sangat prosfektif untuk dikembangkan. Model pengembangan koperasi pada masa datang yang ditawarkan adalah mengadobsi koperasi yang berhasil seperti Koperasi Kredit, Koperasi simpan pinjam dan lainnya dan Model Pengembangan Pemecahan Masalah sesuai dengan kondisi koperasi seperti penataan kelembagaan koperasi yang tidak aktif dan koperasi aktif tidak melaksanakan RAT. Untuk memberdayakan koperasi baik yang sudah berjalan dan tidak aktif perlu dibangun sistem pendidikan yang terorgniser dan harus dilaksanakan secara konsesten untuk mengembangkan organisasi, usaha dan mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya.Inilah salah satu nilai koperasi yang tidak ada pada organisasi lain yang perlu terus dilaksanakan dan dikembangkan.

         Karena pembangunan koperasi adalah proses memerlukan waktu panjang, konsestensi, komitmen dan kesabaran yang cukup tinggi. Koperasi tidak bisa dibangun dalam waktu singkat dan parsial




Prospek Perekonomian Indonesia 2011

Posted by Admin 07:19:00, under | No comments

Menapaki kuartal terakhir 2010, ada hawa optimis yang berhembus dalam ruang perekonomian kita. Harian The New York Times, edisi 5 Agustus 2010 menyebut: Indonesia adalah sebuah model ekonomi, setelah melewati krisis lebih dari sepuluh tahun. Sementara Financial Times (12/08/2010) mengatakan, perekonomian Indonesia merupakan macan yang tengah terbangun.

Negeri ini merupakan salah satu target investasi yang menjanjikan. Tidakkah kita optimis menghadapi tahun 2011?

Tentu saja kita layak optimis. Namun, tetap harus waspada, karena ada beberapa “tantangan struktural” yang juga serius. Kegagalan kita mengelola persoalan-persoalan mendasar, justru akan menjebak kita. Kita hanya akan menjadi bangsa yang labil, karena hanya menjadi target investasi portofolio jangka pendek.

Jika kita tengok kondisi sektor finansial kita, yang meliputi pasar modal, uang, utang dan perbankan, nampaknya tak ada yang mengkuatirkan. Secara umum, peringkat investasi Indonesia terus meningkat, seiring dengan semakin turunnya credit default swap (CDS) sebagai cermin dari risiko investasi. Bahkan, Japan Credit Rating Agency Ltd., (JCRA) telah menaikkan peringkat Indonesia ke level “investment grade” atau BBB- pada bulan Juli lalu. Tidak menutup kemungkinan, lembaga pemeringkat lainnya juga akan menaikkan rating Indonesia di tahun 2011.

Sementara ini, Moody’s masih menempatkan Indonesia dalam 2 tingkat di bawah level investasi (Ba2) dalam evaluasinya Juni lalu. Demikian pula S&P yang pada bulan Maret mengevaluasi peringkat Indonesia dan menetapkan posisi BB+/stable. Dan, Fitch Rating juga menempatkan Indonesia pada satu tingkat di bawah investment grade, yaitu BB+. Selain bersikap optimis, nampaknya kita juga perlu bertanya: faktor-faktor apa sajakah yang akan menghambat kita masuk ke level investasi?

Masih melanjutkan cerita sukses, prospek perbankan kita juga tak kalah kinclong. Di tengah ambruknya sistem perbankan global, perbankan Indonesia justru membukukan tingkat keuntungan yang tinggi, selain menunjukkan tingkat kehati-hatian. Tingkat Net-Interest Margin (NIM) perbankan Indonesia yang mencapai angka sekitar 5,7 persen, merupakan angka paling tinggi dibandingkan dengan negara-negara sekitar. Bandingkan dengan Singapura yang NIM nya hanya sekitar 2 persen, Malaysia 2,3 persen, Thailand 3,3 persen. Jadi, tak salah jika para bankir asing sangat berminat masuk ke Indonesia, di samping karena potensi pasarnya yang masih sangat luas.

Ternyata, tingkat profitabilitas yang tinggi juga ditopang oleh tingkat kesehatan bank yang tinggi pula. Jika Basel Accord III diterapkan, dipastikan sektor perbankan di Indonesia tidak akan mengalami masalah. Menurut data Bank Indonesia yang dikeluarkan pada bulan Agustus 2010, dari 113 bank yang ada di Indonesia hanya 8 bank yang tingkat kecukupan modalnya (capital adequacy ratio) di bawah 8 persen. Sehingga, untuk mengikuti aturan Basel tentang modal utama atau Tier 1 Capital sebesar 4,5 persen yang harus tercapai pada 2013) dan 6 persen pada 2019, tidak akan menjadi persoalan.

Persoalan Struktural
Secara umum, prospek perekonomian Indonesia tahun 2011 sangat menjanjikan. Dan dengan demikian, potensi untuk memperolah gelar investment grade bukanlah hal yang mustahil. Tetapi, tetap saja ada persoalan-persoalan yang harus segera diatasi. Dan jika tidak, lagi-lagi kita berpotensi akan kehilangan kesempatan untuk kesekian kalinya, di berbagai bidang.
Pada prinsipnya, ada dua bidang besar yang masih menjadi kendala perekonomian kita untuk masuk dalam kritria perekonomian yang kuat. Tantangan pertama terkait dengan masih relatif kecilnya proporsi sektor keuangan kita terhadap skala perekonomian kita yang sangat besar. Dengan demikian, isu financial deepening masih sangat relevan untuk direspon. Kalau perbankan kita stabil dan menguntungkan, so what? Perekonomian maju salah satunya ditandai dengan penetrasi sektor keuangan yang cukup dalam terhadap dinamika perekonomian.
Dalam laporan Bank Dunia, Financial Access 2010, terlihat bahwa jumlah penabung per 1.000 orang di Indonesia masih sangat kecil, yaitu di bawah 1.000. Sementara, Thailand sudah mencapai sekitar 1.500. Bahkan Malaysia sudah lebih dari 3.000. Kecenderungan yang sama juga terjadi dalam hal jumlah pinjaman per 1.000 penduduk. Kita sejajar dengan Kamboja dan Mongolia, dan tertinggal jauh dari Malaysia. Bahkan kita jauh di bawah angka rata-rata untuk negara sedang berkembang.
Data lain yang juga menunjukkan “dangkalnya” sektor finansial di Indonesia adalah rasio jumlah uang beredar (broad money/M2) terhadap PDB yang juga masih kecil, dan bahkan ada kecenderungan semakin mengecil hingga tahun 2007 lalu. Tentu saja, hal ini perlu mendapatkan perhatian serius dari otoritas moneter dan pemerintah. Terkait dengan rencana pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertanyaan yang layak diajukan, siapa nanti yang akan bertanggungjawab mendorong financial deepening?
Persoalan struktural kedua terkait dengan tingkat daya saing sektor riil kita yang masih relatif buruk. Meski World Economic Forum (WEF) dalam “World Competitiveness Report” telah menaikkan indeks daya saing kita dari 54 menuju 44 untuk periode 2010-2011 ini, tetapi tidak serta-merta terjadi perubahan mendasar. Dari laporan tersebut, terlihat bahwa membaiknya tingkat daya saing kita lebih didorong oleh perbaikan faktor-faktor makro ekonomi, seperti tingkat inflasi yang terjaga, pertumbuhan yang relatif tinggi di tengah krisis global, suku bunga yang reletif rendah dsb.
Namun, kalau kita tengok sisi fundamental dari daya saing, seperti ketersediaan infrastruktur, dukungan birokrasi serta kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat, kita masih terbilang buruk. Dengan demikian, masih ada banyak pekerjaan yang diselesaikan untuk benar-benar meningkatkan daya saing kita. Bisa jadi, kalau kita hanya bertumpu pada stabilitas makro, tahun depan kembali melorot, kalau terjadi goncangan pada sisi makro ekonomi.
Tanpa perbaikan infrastruktur, ketersediaan sumber daya energi serta dukungan birokrasi, sektor riil pada dasarnya tidak akan bergerak cepat. Dan jika itu terjadi, stabilitas sektor finansial tidak akan berarti banyak dalam peningkatan kapasitas ekonomi. Konkritnya, tidak akan ada pergerakan sektor produksi yang meningkatkan daya beli masyarakat, dan akhirnya kemampuan membayar pajak. Jika siklus ini gagal dicapai, maka investment grade tidak akan ada artinya.

Manfaat Investment Grade
Jika pemerintah gagal mendinamisir sektor produksi, melalui peningkatan kapasitas investasi riil, dikuatirkan potensi investment grade yang sudah di depan mata juga tidak bisa diraih. Lembaga pemeringkat tentu tidak bisa dikelabui dengan menutup fakta-fakta riil di lapangan. Kalaupun sekarang modal asing masuk deras, itu bukan semata-mata karena alasan fundamental ekonomi domestik, tetapi juga faktor eksternal.
Dan jika perbaikan struktural gagal dicapai oleh Indonesia, sebenarnya perekonomian kita hanya layak untuk menanam modal portofolio saja, yang bisa angkat kali sewaktu-waktu ada dorongan, baik dari sisi domestik maupun global. Tahun 2011 adalah penentuan, apakah potensi ekonomi Indonesia akan benar-benar terealisasi, atau sekedar ilusi. Dan untuk tidak membuat ilusi, maka pekerjaan konkrit sudah menunggu: membangun infrastruktur, mereformasi birokrasi, merancang kebijakan energi, pengembangan industri dsb.

Penulis adalah Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Unika Atma Jaya, Jakarta Prasetyantoko
(Dimuat di Majalah InfoBank edisi Oktober 2010)

Kondisi Perekonomian 2011

Posted by Admin 07:14:00, under | No comments

         Pemulihan ekonomi global sangat jelas terlihat dari berbagai indikator, ekonomi di negara maju (Amerika Serikat dan Jepang) maupun di kawasan Asia (Cina dan India). 

         Di Amerika Serikat, pemulihan tercermin pada pengeluaran konsumsi masyarakat yang terus menguat dan dibarengi peningkatan respon di sisi produksi. Di Cina dan India, indikasi pemulihan ekonomi lebih jelas terlihat sebagaimana tercermin pada laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
         Berbagai perbaikan tersebut memberikan dampak positif bagi negara-negara yang menjadi mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
         Pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia. Dalam beberapa bulan ke depan perekonomian besar dunia seperti Cina, India dan Indonesia akan tampil lebih baik. Ini dapat terjadi karena ekspor diperkirakan melambat pada sisa tahun 2010 dan selama semester pertama tahun 2011, yang disebabkan oleh melemahnya Amerika Serikat serta Eropa.

          Bagaimana dengan wajah ekonomi Indonesia di 2011. Untuk mengukur  wajah ekonomi Indonesia di 2011, tolak ukurnya dengan asumsi  kondisi stabilitas politik, keamanan dan kepastian hukum.  Seperti dikatakan Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Mirza Adityaswara, riak-riak gejolak politik ini hanya proses demokrasi. Artinya jika kondisi politik  stabil, maka momentum pertumbuhan ekonomi dalam negeri bakal membaik tahun depan.
Pemulihan Global
Kalangan ekonom memperkirakan perekonomian Indonesia yang kini nomor 16 terbesar di dunia akan tampil sebagai ekonomi unggulan dunia pada tahun depan.
           Fauzi Ichsan, ekonom senior Standard Chartered Bank memperkirakan laju pertumbuhan PDB Indonesia akan mencapai 6,2 persen pada akhir tahun ini, 6,5 persen pada 2011 dan 7 persen pada 2012.
“Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi domestik yang kuat, tingkat bunga global yang rendah dan tingginya harga komoditas," kata dia.

          Dia menekankan perlu percepatan pembangunan infrastruktur untuk mendorong investasi bidang ekonomi riil serta pertumbuhan GDP di atas 7 persen. "Bank Indonesia juga harus siap untuk menaikkan suku bunga demi mengendalikan inflasi yang telah diperkirakan." ujarnya.

           Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2011 dapat mencapai angka 6,6% atau melebihi angka yang diasumsikan dalam RAPBN 2011  yakni 6,3%. Wakil Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR-RI) Harry Azhar Azis menilai, pertumbuhan ekonomi 2011 menjadi 6,6% bukan tidak mungkin tercapai. Jika terwujud, maka ini sebagai prestasi, karena menjadi pencapaian tertinggi sejak reformasi.
           Pemulihan ekonomi global yang terus berlangsung tentu menjadi salah satu alasan untuk mencapai angka 6,6% tersebut. Dampak dari pemulihan ekonomi global tentunya akan terjadi perbaikan kinerja ekspor dan belanja pemerintah yang bertambah. Hal tersebut akan menjadi  penopang pertumbuhan ekonomi 2011.
"Ekspor akan meningkat, seiring pemulihan ekonomi global. Belanja APBN juga semakin besar, pada 2011 menjadi Rp1.204 triliun," katanya.
Tabel 1: Proyeksi dan Realisasi Pertumbuhan Ekonomi RI 2009-2011

Proyeksi 2009
Realisasi 2009
Proyeksi 2010
Proyeksi 2011
Pertumbuhan
4,8%
4,5%
5,5%
6-6,3%
Konsumsi Rumah Tangga
5,2%
4,9%
5,3%
5,2-5,3%,
Konsumsi Pemerintah
14,7%
15,7%
9,3%
10,9-11,2%
Investasi
7,7%
3.3%
7,2%
7,9-10,9%
Ekspor
-14.4%
-9,7%
5,1%
9,7-10,6%
Impor
-16,8%
-15%
7,2%
14,3-15,9%
Sumber data: diolah dari BPS, Nota Keuangan APBN2010 dan RPJMN 2010-2014
            Dipaparkannya, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6,6% pada 2011  belanja negara harus tepat sasaran. Alokasi belanja harus tersalurkan ke sektor dan wilayah yang berkontribusi terhadap PDB (produk domestik bruto). "Belanja seperti pembangunan infrastruktur atau pengembangan industri harus menjadi prioritas," tegasnya.
            Mirza  menuturkan diharapkan yang menjadi penopang pertumbuhan itu dari pertumbuhan nilai investasi diperkirakan tumbuh sebesar 7,9-10,9%, sedangkan ekspor barang dan jasa diperkirakan  mencapai 9,7-10,6% dan impor barang dan jasa sekitar 14,3-15,9%.
            Motor penggerak pertumbuhan masih ditopang oleh konsumsi, terutama konsumsi pemerintah yang terlihat pada porsinya yang relatif besar dibandingkan yang lain. Namun, proyeksi kontribusi konsumsi pemerintah mengalami penurunan seiring dengan peningkatan target pertumbuhan investasi.
            Hal ini dapat dinilai cukup baik karena sektor konsumsi tidak dapat dijadikan sebagai penopang utama secara terus menerus. Sektor investasi harus mulai berperan lebih besar dalam menopang pertumbuhan agar tercipta kualitas pertumbuhan yang lebih baik.
Penopang Pertumbuhan
           Untuk meningkatkan kontribusi investasi terlihat sinyal positif dari pemerintah dengan meningkatnya alokasi anggaran pembangunan infrastruktur.
           Alokasi anggaran pembangunan infrastruktur meningkat dari Rp 88,5 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 133,9 triliun pada tahun 2011.  Alokasi anggaran infrastruktur tahun 2011 ini merupakan yang terbesar  dalam 6 tahun terakhir.
           Percepatan pertumbuhan ekonomi 2011 selain didukung dengan pengeluaran pemerintah, juga harus memanfaatkan peluang investasi pihak swasta. Pemberian insentif secara tepat dalam hal ini diperlukan untuk mendorong peningkatan investasi pihak swasta. 
            Wacana tax holiday  2011 dapat ditindaklanjuti dalam meningkatkan peran swata dalam perekonomian. Selain itu peningkatan efektifitas dan efisiensi birokrasi yang didukung dengan reformasi berkelanjutan secara tidak langsung akan memberikan dampak positif  pada peningkatan investasi swasta dalam perekonomian.

            Tahun depan, pemerintah menargetkan pertumbuhan industri pengolahan bisa tumbuh 4,5% melalui langkah peningkatan daya saing dan restrukturisasi industri serta pengembangan kluster industri. Untuk sektor pengangkutan dan telekomunikasi ditargetkan tumbuh sebesar 12,6%.

             Sementara itu, untuk sektor pertanian ditargetkan pertumbuhannya meningkat sebesar 3,8% dengan berbagai program ketahanan pangan, a.l., peningkatan produktivitas, bantuan subsidi, berbagai program penanganan paska panen, dan pembangunan irigasi.

             Dalam RAPBN 2011, pemerintah menargetkan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3% yang ditopang oleh konsumsi masyarakat sebesar 5,1%, konsumsi pemerintah 6,4%, investasi 10%, ekspor barang dan jasa 8,3%, dan impor barang dan jasa 9,3%. (sigit/diolah dari berbagai sumber)