Friday 29 April 2011

Kondisi Perekonomian 2011

Posted by Admin 07:14:00, under | No comments

         Pemulihan ekonomi global sangat jelas terlihat dari berbagai indikator, ekonomi di negara maju (Amerika Serikat dan Jepang) maupun di kawasan Asia (Cina dan India). 

         Di Amerika Serikat, pemulihan tercermin pada pengeluaran konsumsi masyarakat yang terus menguat dan dibarengi peningkatan respon di sisi produksi. Di Cina dan India, indikasi pemulihan ekonomi lebih jelas terlihat sebagaimana tercermin pada laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
         Berbagai perbaikan tersebut memberikan dampak positif bagi negara-negara yang menjadi mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
         Pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia. Dalam beberapa bulan ke depan perekonomian besar dunia seperti Cina, India dan Indonesia akan tampil lebih baik. Ini dapat terjadi karena ekspor diperkirakan melambat pada sisa tahun 2010 dan selama semester pertama tahun 2011, yang disebabkan oleh melemahnya Amerika Serikat serta Eropa.

          Bagaimana dengan wajah ekonomi Indonesia di 2011. Untuk mengukur  wajah ekonomi Indonesia di 2011, tolak ukurnya dengan asumsi  kondisi stabilitas politik, keamanan dan kepastian hukum.  Seperti dikatakan Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Mirza Adityaswara, riak-riak gejolak politik ini hanya proses demokrasi. Artinya jika kondisi politik  stabil, maka momentum pertumbuhan ekonomi dalam negeri bakal membaik tahun depan.
Pemulihan Global
Kalangan ekonom memperkirakan perekonomian Indonesia yang kini nomor 16 terbesar di dunia akan tampil sebagai ekonomi unggulan dunia pada tahun depan.
           Fauzi Ichsan, ekonom senior Standard Chartered Bank memperkirakan laju pertumbuhan PDB Indonesia akan mencapai 6,2 persen pada akhir tahun ini, 6,5 persen pada 2011 dan 7 persen pada 2012.
“Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi domestik yang kuat, tingkat bunga global yang rendah dan tingginya harga komoditas," kata dia.

          Dia menekankan perlu percepatan pembangunan infrastruktur untuk mendorong investasi bidang ekonomi riil serta pertumbuhan GDP di atas 7 persen. "Bank Indonesia juga harus siap untuk menaikkan suku bunga demi mengendalikan inflasi yang telah diperkirakan." ujarnya.

           Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2011 dapat mencapai angka 6,6% atau melebihi angka yang diasumsikan dalam RAPBN 2011  yakni 6,3%. Wakil Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR-RI) Harry Azhar Azis menilai, pertumbuhan ekonomi 2011 menjadi 6,6% bukan tidak mungkin tercapai. Jika terwujud, maka ini sebagai prestasi, karena menjadi pencapaian tertinggi sejak reformasi.
           Pemulihan ekonomi global yang terus berlangsung tentu menjadi salah satu alasan untuk mencapai angka 6,6% tersebut. Dampak dari pemulihan ekonomi global tentunya akan terjadi perbaikan kinerja ekspor dan belanja pemerintah yang bertambah. Hal tersebut akan menjadi  penopang pertumbuhan ekonomi 2011.
"Ekspor akan meningkat, seiring pemulihan ekonomi global. Belanja APBN juga semakin besar, pada 2011 menjadi Rp1.204 triliun," katanya.
Tabel 1: Proyeksi dan Realisasi Pertumbuhan Ekonomi RI 2009-2011

Proyeksi 2009
Realisasi 2009
Proyeksi 2010
Proyeksi 2011
Pertumbuhan
4,8%
4,5%
5,5%
6-6,3%
Konsumsi Rumah Tangga
5,2%
4,9%
5,3%
5,2-5,3%,
Konsumsi Pemerintah
14,7%
15,7%
9,3%
10,9-11,2%
Investasi
7,7%
3.3%
7,2%
7,9-10,9%
Ekspor
-14.4%
-9,7%
5,1%
9,7-10,6%
Impor
-16,8%
-15%
7,2%
14,3-15,9%
Sumber data: diolah dari BPS, Nota Keuangan APBN2010 dan RPJMN 2010-2014
            Dipaparkannya, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6,6% pada 2011  belanja negara harus tepat sasaran. Alokasi belanja harus tersalurkan ke sektor dan wilayah yang berkontribusi terhadap PDB (produk domestik bruto). "Belanja seperti pembangunan infrastruktur atau pengembangan industri harus menjadi prioritas," tegasnya.
            Mirza  menuturkan diharapkan yang menjadi penopang pertumbuhan itu dari pertumbuhan nilai investasi diperkirakan tumbuh sebesar 7,9-10,9%, sedangkan ekspor barang dan jasa diperkirakan  mencapai 9,7-10,6% dan impor barang dan jasa sekitar 14,3-15,9%.
            Motor penggerak pertumbuhan masih ditopang oleh konsumsi, terutama konsumsi pemerintah yang terlihat pada porsinya yang relatif besar dibandingkan yang lain. Namun, proyeksi kontribusi konsumsi pemerintah mengalami penurunan seiring dengan peningkatan target pertumbuhan investasi.
            Hal ini dapat dinilai cukup baik karena sektor konsumsi tidak dapat dijadikan sebagai penopang utama secara terus menerus. Sektor investasi harus mulai berperan lebih besar dalam menopang pertumbuhan agar tercipta kualitas pertumbuhan yang lebih baik.
Penopang Pertumbuhan
           Untuk meningkatkan kontribusi investasi terlihat sinyal positif dari pemerintah dengan meningkatnya alokasi anggaran pembangunan infrastruktur.
           Alokasi anggaran pembangunan infrastruktur meningkat dari Rp 88,5 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 133,9 triliun pada tahun 2011.  Alokasi anggaran infrastruktur tahun 2011 ini merupakan yang terbesar  dalam 6 tahun terakhir.
           Percepatan pertumbuhan ekonomi 2011 selain didukung dengan pengeluaran pemerintah, juga harus memanfaatkan peluang investasi pihak swasta. Pemberian insentif secara tepat dalam hal ini diperlukan untuk mendorong peningkatan investasi pihak swasta. 
            Wacana tax holiday  2011 dapat ditindaklanjuti dalam meningkatkan peran swata dalam perekonomian. Selain itu peningkatan efektifitas dan efisiensi birokrasi yang didukung dengan reformasi berkelanjutan secara tidak langsung akan memberikan dampak positif  pada peningkatan investasi swasta dalam perekonomian.

            Tahun depan, pemerintah menargetkan pertumbuhan industri pengolahan bisa tumbuh 4,5% melalui langkah peningkatan daya saing dan restrukturisasi industri serta pengembangan kluster industri. Untuk sektor pengangkutan dan telekomunikasi ditargetkan tumbuh sebesar 12,6%.

             Sementara itu, untuk sektor pertanian ditargetkan pertumbuhannya meningkat sebesar 3,8% dengan berbagai program ketahanan pangan, a.l., peningkatan produktivitas, bantuan subsidi, berbagai program penanganan paska panen, dan pembangunan irigasi.

             Dalam RAPBN 2011, pemerintah menargetkan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3% yang ditopang oleh konsumsi masyarakat sebesar 5,1%, konsumsi pemerintah 6,4%, investasi 10%, ekspor barang dan jasa 8,3%, dan impor barang dan jasa 9,3%. (sigit/diolah dari berbagai sumber)














0 comments:

Post a Comment