Monday, 30 September 2013

Ketupat Membentuk Kebudayaan Bangsa Indonesia

Posted by Admin 04:28:00, under , | No comments


Pengaruh simbol terhadap budaya suatu daerah sangat erat. Khususnya di Indonesia sendiri banyak kita temui budaya maupun nama suatu daerah berasal dari sebuah makanan. Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya, tak pelak banyak wisatawan asing yang mengagumi Bangsa kita Indonesia. Contoh kecil saja makanan khas indonesia yaitu ketupat
Awal mula ketupat merupakan bagian dari tradisi sebagai simbol perayaan pada abad ke 15. Hingga sekarang ketupat ini tidak menjadi simbol yang asing lagi bagi masyarakat indonesia apalagi menjadi hal yang kontroversi. Ketupat kini sudah menyatu dalam diri bangsa indonesia bahkan sampai melekatnya, ketupat menjadi suatu tradisi masyarakat luas dan bisa dipastikan seluruh masyarakat indonesia mengetahui dan merayakan hal itu.
Bukan hanya sekedar perayaan akan tetapi memiliki makna tersendiri, mulai dari nama, cara pembuatan, bahkan sampai pada bahan yang digunakan. Sehingga secara tidak langsung ketupat ini dapat menimbulkan dampak sikologis sosial bagi masyarakat yang merayakannya apalagi mengetahui sejarah daripada munculnya ketupat itu sendiri. Mengapa demikian?? Coba kita lihat satu persatu makna yang terkandung dalam ketupat.

Awal Ketupat
            Ketupat adalah salah satu bentuk dari media dakwah para wali songo. Pada waktu itu agama masih hindu dan budha, kemudian salah satu kebiasaan yang disukai penduduk adalah berkumpul bersama dengan menikmati hidangan – hidangan ang sudah di siapkan oleh shohibul hajjah (orang yang mempunyai hajat). Nah, dengan demikian para wali songo menggunakan peluang tersebut untuk menyalurkan ajaran islam melalui simbol. Beliau membuat ketupat tidakl hanya sekedar membuat akan tetapi memiliki makna tersendiri yang mana jika makna itu dikaji, sehari semalam tidak akan selesai karena memiliki banyak makna yang tersirat.

Mengajak Berkumpul
            Kata Kupat berarti Ngaku Lepat (mengaku salah), kata ini jika dikaji dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa dahulu para wali mengajak berdakwah dengan melalui simbol yang dapat memepengaruhi kehidupan masyarakat melalui simbol – simbol. Ketupat juaga dapat diartikan mengajak tatap muka, di sini mengisyaratkan bahwa masyarakat harus mempunyai tradisi untuk kumpul bersama.
Kemudian mengapa warna janur kuning? Itu hanya sekedar simbol untuk membedakan dengan warna hijau (Timur Tengah) dan merah (Dari Asia). Cara merakit mengapa harus dianyam rapat dan tengah diisi dengan beras? Itu merupakan simbol bahwa pribadi seseorang haruslah memiliki kepribadian yang utuh dan juga jika mempelajari sesuatu itu jangan setengah – setengah akan tetapi harus penuh.
Jika dikaji lebih dalam lagi oleh para pakar sejarah mengenai makna – makna, maka tidak akan selesai karena makna yang tersirat bukan berhenti di situ saja akan tetapi berkaitan dengan ajaran – ajaran islam.
Selain ketupat banyak lagi tradisi yang kemudian menjadi suatu budaya, menjadi ciri karakter pada daerah tertentu, bahkan menjadi suatu nama. Contoh misalnya Kerajaan Mojopahit, sebiuah nama yang diambil dari buah Mojo. Mojo merupakan buah dan Pahit yang rasanya pahit. Dikatakan mojopahit karena daerah yang banyak buah mojo yang rasanya pahit.
Begitu besarnya peran suatu simbol dalam membentuk budaya maupun karakter suatu bangsa. Meskipun arti daripada suatu nama kurang baik, tetap sangat diharapkan bahwa masuarakat dpat menilai hal itu sebagai wacana yang positif sehingga dapat membentuk karakter dan kepribadian masyarakat yang mengagumkan.

Pantas Untuk Bangga
            Dengan begitu banyak kekayaan budaya Indonesia, sudah semestinya kita merasa bangga dan tentunya sebagai warga negara kita harus ikut serta menjaga kebudayaan yang merupakan warisan para  leluhur.

0 comments:

Post a Comment