Ketika Rasulullah SAW akan melaksanakan Isro’ Mi’roj, yakni pada tahun ke 13 kenabian. Dada Rasulallah SAW dibedah oleh malaikat Jibril. Dibawa mendekat ke sumur Zamzam. Di situ dada Rasullallah disucikan dengan air zamzam dan diisi dengan Iman, Ilmu, Keyakinan, Kearifan dan Kesabaran. Keempat inilah yang dimasukkan ke dalam dada Rasullalah SAW, karena beliau adalah seorang pemimpin umat se jagad raya, yang membawa umat dari zaman jahiliyah menuju Isamiyah. Iman merupakan pondasi untuk memberi dorongan motivasi dan dorongan spiritual. Dari iman inilah maka muncul taqwa. Iman dan taqwa kemudian membentuk akhlaq. Dari akhlak yang dimiliki masing-masing indvidu ini membangun keluarga. Karena keluarga adalah basis dalam masyarakat. Masyarakat Indonesia yang besar ini dapat diringkas dalam keuarga. Maka jika kelurga ini baik maka akan baik seluruh Indonesia dan begitu sebaliknya.
Kemudian dengan ilmu, seseorang akan lebih maju dan dapat mengetahui situasi masyarakat yang dihadapinya. Begitu juga dengan Negara yang berilmu maka negara ini akan maju dengan masyarakat yang sejahtera. Dengan ilmu orang dapat berfikir maju, nah, inilah sosok Rasulallah SAW, Keyakinan. Orang harus memliki eyakinan dan harus optimis melakukan perbuatan, namun harus berusaha secara penuh. Sebagai ummat islam jangan memilik pemikiran yang sempit, bergaul dengan berbagai kalangan, tetapi tidak boleh terjebak, apalagi menjadikan akidah hanya untuk meraih duniawi. Karena saat ni banyak orang menjual aqidah dengan sangat murah. Kesabaran yakni ketahanan fisik dan mental, kearifan. Itu diwariskan kepada khulafaurrosyidin, kemudian para tabi’in dan tabi’at tabi’in, para ulama dan hingga zaman sekarang.
Kalau kita melihat kejayaan islam semasa zaman keemasannya bangga, ini sejarah. Sejarah boleh jadi pemantik semangat untuk bangkit kembali dari tidur yang panjang ini. Karena itu untuk membangun pilar-pilar kejayaan umat islam. Umat islam harus lebih menyantuni kepada sesama terutama yang lemah. Begitu juga dengan Negara yang mayoritas dihuni oleh kaum muslimin. Minimal negara dapat menerapkan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh islam.
Pemerintah harus peka terhada kekuatan-kekuatan dari luar yang ingin melemahkan umat islam yang mayoritas ada di Negara Indonesia ini. Misalnya konsep kaitalisme, konsep pluralisme, konsep liberalisme harus dtolak. Karena ini merupakan skenario global untuk melemahkan umat islam. Saya banyak menemukan buku-buku yang di tulis oleh kelomok-keompok tertentu yang sengaja ngin mendangkalkan aqidah islam. Umat islam tidak boleh begitu saja menerma.
Misalnya yang saat ini lagi hangat-hangatnya alran Ahmadiyah. Alran ini merupakan bikinan dari inggris di india tahun 1988 yang mengaku sebagai nabi. Orang-orang ahmadiyah memaknai surat Al Ahzab 40. Mereka memaknai “Khatam“ adalah Cincin. Sehingga menurut mereka Muhammad adalah cincin terhormat di antara para nabi-nabi. Ini terjemahan dan tafsiran yang ditolak oleh umat islam. Dalam Q.S Yasiin : 65 maknanya : pada hari ini kami tutup mulut mereka dan berkatalah tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang mereka usahakan.
Kalau “Khatam” artinya cincin, apakah kemudian diartikan “pada hari ini kami cincinkan mulut-mulut mereka”. Tentu tidak pas. Ahmadiyah berpendapat bahwa mungkin saja ada nabi baru lagi setelah nabi Muhammad SAW. Kalau Allah berkehendak apa yang tidak mungkin. Lalu mengambil dasar-dasar Surat Alhajj : 75.
Kalau kita bicara tetang pilar-pilar kejayaan ummat islam maka kita harus membangun. Pertama, Quwwatur Rihiyah (kekuatan rohani) yang kuat. Yaki keimanan yang kokoh. Kedua, Quwwatul Wihdah kekuatan persatuan). Ukhwuwah islamiyah yang erat. Ketiga, QQuwwatul Maadiyah (Kekuatan ekonomi). Mari kita kerja keras untuk kebangkitan umat islam. Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang tinggi derajatnya. Jika kamu orang-orang yang beriman.
Suber : Buletin Dakwah Jum’at Al Akbar Edisi 013 / 06 Rabiul Akhir 1432 / 11 Maret 2011
0 comments:
Post a Comment