Oleh : Prof. DR.H. Saidun Fiddaroini, MA
Allah SWT berfirma dalam surat Mukmin ayat 60 sebagai perintah untuk berdo’a yang maknanya : dan Tuhanmu berfirman; “Berdo’alah keadaku niscaya akan kuperkenankan bagim. Sesungguhnya orang – orang yang enyombiongkan diri dari menyembahku akan mask neraka jahannam dalam keadaan hina dina”
Berdoa merupakan melaksanakan ibadah perintah Allah, ditegaskan lagi oleh Nabi : Do’a itu adalah ibadah. Orang yang enggan beribadah adalah orang yang enggan beribadah dan Allah marah kepada orang yang demikian. (HR Tirmidzi)
Dari kedua keterangan di atas sudah jelas bahwa berdo’a buka lagi ibadah melainkan perintah, sedangkan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya adalah ibadah. Dan kita sebagai seorang mukmin tentunya tidak perlu meragukan lagi tentang Do’a.
Meskipun sudah demikian jelasnya akan perintah berdo’a, masih banyak orang yang tidak mau berdo’a kepada Alah SWT. Hal ini dikarenakan oleh beberapa sebab di antaranya yaitu :
Pertama : karena memang tidak mengerti bahwa do’a itu adalah ibadah, dengan mengasumsikan do’a sebagai sarana meminta saja. Dengan demikian mereka (orang yang tidak mengerti do’a sebagai ibadah) hanya beranggapan do’a adalah mengemis kepada Tuhan tanpa melihat sisi ibadahnya.
Kedua : karena merasa tidak dikablulkan, sehingga tidak lagi percaya pada kekuatan do’a. untuk kelompok ini perlu penyadaran kembali bahwa semua do’a itu pasti diterima/dikabulkan oleh Allah SWT selama orang itu tidak berdo’a untuk menimbulkan dosa bagi dirinya maupun orang lain, tidak berdo’a untuk memutuskan keluarga dan tidak terburu-buru supaya do’anya dikabulkan.
Ketiga : karena sudah merasa aman dan cukup apa adanya, atau sudah ada kebutuhan untuk anak cucunya kelak. Dengan begitu ia tidak perlu lagi memohon kepada allah SWT.
Perbincangan yang sangat menarik ketika membahas bagaimana do’a itu bisa berfngsi maksimal, sehingga bkan hanya berfunsi sebagai perisai akan tetapi sebagai senjata yang benar-benar berfungsi dan ampuh dengan mengubah kekufuran menjadi keimanan.
Kesalahan yang paling besar adalah tidak menghargai do’a itu sendiri, artinya kita meremehkan akan kekuatan do’a. Tidak lagi menganggap do’a sebagai suatu keyakinan yang dapat memberikan kemaslahatan bagi siapapun yang memanjatkan do’a.
0 comments:
Post a Comment